KOMPAS.com - Bjorka menjadi pembicaraan di timeline akun media sosial adalam beberapa hari terakhir.
Hal itu setelah peretas atau hacker tersebut mengklaim telah meretas dan membocorkan data-data mulai dari data kartu SIM, KPU, BIN hingga dokumen rahasia Presiden Jokowi.
Sejumlah data yang diduga bocor di laman BreachForum tersebut dibantah oleh Kominfo, BIN hingga KPU.
Baca juga: 4 Dugaan Kebocoran Data yang Dibeber Hacker Bjorka
We are now profiling the Bad Actor "Bjorka" that leaked the INDONESIA CITIZENSHIP DATABASE. He has leaked many databases targeting Indonesia since 2020. Analysts and investigators who want to profile him can use our DarkTracer platform. Try it on https://t.co/HQNGazQoRh https://t.co/bQev51HTjk pic.twitter.com/obGR6KSsrv
— DarkTracer : DarkWeb Criminal Intelligence (@darktracer_int) September 7, 2022
Terkait dugaan kebocoran data tersebut, Dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana mengatakan, Bjorka menunjukkan celah-celah keamanan dari sistem digital sejumlah website pemerintah.
Menurut Rosihan, Bjorka menunjukkan bahwa lemahnya keamanan sistem digital yang ada di Indonesia, khususnya aplikasi-aplikasi yang dimiliki pemerintah.
"Sebagai seorang hacker, tentu memang sudah menjadi profesinya untuk mencari dan menunjukkan celah-celah keamanan dari sebuah sistem digital," ujar Rosihan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).
Karena itu menurutnya seharusnya pemerintah peduli sejak awal membangun sistem digital yang kuat.
"Membuat sistem digital itu tidak hanya asal jadi, namun lemah di keamanan datanya, apalagi ini adalah data layanan publik," lanjut dia.
Baca juga: Bjorka Klaim Ungkap Pembunuh Munir, Begini Kronologi dan Investigasi Kasusnya hingga Kini
Sementara itu pemerhati budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia (UI), Dr. Firman Kurniawan menduga Bjorka mempelajari sistem keamanan berbagai institusi di Indonesia dan dapat memetakan kelemahannya.
"Sehingga untuk menunjukkan hasil pemetaannya berbagai sistem keamanan data diretas, termasuk data yang menyangkut Presiden. Bjorka memamerkan kemampuannya dari 2 tahun mempelajari," ujar Firman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).
Oleh karena itu Firman mengatakan, Pemerintah melalui Badan Siber Sandi Negara (BSSN) perlu segera menghentikan peretasan atau kebocoran data tersebut.
"Bisa jadi masalah besar yang mengguncang negara," kata dia.
Firman menyampaikan, masalah besar yang dimaksud yakni jika dokumen yang terkategori rahasia diretas dan diedarkan secara bebas kepada publik.
Baca juga: Ramai soal Bjorka, Ini Daftar Hacker Terkenal di Dunia
Dokumen Presiden RI yang diduga dibobol Bjorka:
Rosihan mengatakan, apabila benar terjadi peretasan data publik, Pemerintah harus mengakui keteledorannya, dan sigap untuk mengevaluasi semua sistem digital yang ada.