Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Sifilis, Infeksi Menular Seksual yang Mulai Marak di Indonesia

Kompas.com - 12/05/2023, 15:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Gejala sekunder

Selanjutnya, pada stadium dua atau sekunder, kerap disebut sebagai penyakit seribu wajah atau the great imitator.

Sebab, menurut Oke, gejala sifilis yang menyerang pada kulit dapat menyerupai penyakit-penyakit lain.

Namun, pada stadium sekunder, selalu disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening generalisata.

Pembesaran kelenjar getah bening ini dapat terjadi pada ketiak, selangkangan, leher, dada, bahkan perut.

"Penyakit stadium ini bisa mengenai kulit, mukosa, kelenjar getah bening, dan organ seperti tulang," ungkap Oke.

Baca juga: Ramai soal Ajakan Tes HIV, Bagaimana Cara, Biaya, serta Berapa Kali Harus Rutin Tes?

Gejala sekunder pada kulit dan gejala tersier

Oke menuturkan, gejala klinis sifilis pada kulit terbagi dalam bentuk makulopapuler berwarna merah tembaga atau kerap disebut roseola sifilitika.

Lesi tersebut dapat terlihat di telapak tangan maupun telapak kaki.

Bukan hanya itu, penderita sifilis juga dapat mengalami gejala pada kulit lain yang mirip panu, yakni bercak-bercak putih di hampir seluruh badan atau disebut leukoderma sifilitika.

"Ada juga timbul jaringan kulit yang tumbuh sebagai kutil di kemaluan yang datar dan berwana merah muda dan besar, disebut dengan kondiloma lata," ujarnya.

Selain itu, bentuk masalah kulit lain, termasuk timbul lepuh-lepuh yang disebut sebagai pemfigus sifilitika.

Gejala juga dapa menyerang mukosa atau lapisan kulit dalam, sehingga tampak bercak-bercak putih keabu-abuan yang disebut mucous patch.

"Bisa disertai kebotakan pada rambut kepala seperti gigitan ngengat (moth eaten alopecia). dan masih banyak bentuk klinis lainnya," terang Oke.

Dia menegaskan, sifilis stadium sekunder dapat hilang dengan sendirinya dan berlanjut ke stadium lanjut atau tersier.

Pada stadium tersier, infeksi menular seksual ini bisa menyerang organ tubuh, terutama otak dan jantung.

Baca juga: Kasusnya Terus Meningkat, Kenali Gejala dan Pencegahan HIV dan Sifilis

Faktor risiko sifilis

Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin ini mengungkapkan, sifilis utamanya menyerang orang-orang yang berisiko tinggi terkena infeksi menular seksual.

Orang-orang tersebut, antara lain:

  • Kontak seks usia dini atau sebelum menikah
  • Memiliki pasangan seksual lebih dari satu, baik hetero maupun homo seksual
  • Perilaku seksual bebas tanpa menggunakan pengaman
  • Pasangan yang memiliki infeksi menular seksual dalam 1 bulan terakhir.

"Bila merasa berisiko terkena infeksi menular seksual, segera periksa ke dokter Sp.KK/Sp.DV untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang baik," tandasnya.

Nah, itulah gejala penyakit sifilis yang kasusnya mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com