Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Umumkan Darurat Covid-19 Berakhir Saat Kasus di Indonesia Justru Meroket

Kompas.com - 06/05/2023, 09:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa Covid-19 tidak lagi menjadi darurat kesehatan global, Jumat (5/5/2023).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, pandemi Covid-19 menunjukkan tren penurunan kasus.

Angka kematian Covid-19 menurun dari yang semula 100.000 per minggu pada Januari 2021 menjadi 3.500 kematian per minggu pada 24 April 2023.

"Oleh karena itu, dengan harapan besar saya menyatakan Covid-19 berakhir sebagai darurat kesehatan global,” tutur Ghebreyesus, dikutip dari Reuters.

Kendati demikian, berakhirnya fase Covid-19 sebagai darurat kesehatan global bukan berarti membuat masyarakat terbebas dari ancaman virus corona.

Ghebreyesus mengingatkan agar setiap negara tetap memperhatikan penanganan Covid-19.

Baca juga: Satgas Ungkap Kasus Harian Covid-19 di Dunia Menurun, tapi di Indonesia Justru Meningkat

Kasus covid-19 Indonesia meningkat

Di tengah kabar baik WHO mengakhiri fase Covid-19 sebagai darurat kesehatan global, Indonesia justru kembali menunjukkan peningkatan kasus Covid-19.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia terjadi setelah libur Lebaran 2023.

"Tren penambahan kasus Covid-19 pada Idul Fitri di 3 tahun terakhir (di Indonesia), selalu terjadi peningkatan kasus harian pasca-libur Lebaran," kata Wiku, dikutip dari Kompas.com Jumat (5/5/2023).

Mengacu pada data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 29 April 2023, kasus harian melonjak paling tinggi sejak lima bulan terakhir.

Pada 3 Mei 2023, Kemenkes juga mencatat lima rumah sakit dengan keterisian bed atau BOR mencapai lebih dari 50 persen.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan oleh subvarian baru, Arcturus.

"Penularan (subvarian Arcturus) yang lebih cepat makanya dia sekarang jadi varian on interest dari tadinya yang varian under monitoring," kata Nadia kepada Kompas.com Jumat (5/5/2023).

"Dan ditambah lagi mobilitas yang cukup tinggi selama Idul Fitri," imbuhnya.

Baca juga: Indonesia Catat Kasus Covid-19 Tertinggi sejak 5 Bulan Terakhir, Ini Kata Kemenkes

Puncak kasus pekan depan

Meskipun mengalami lonjakan, Indonesia belum melewati puncak kasus Covid-19.

"Puncak diperkirakan antara minggu ke 3-4 bulan Mei ini," kata Nadia.

Sebagai antisipasi lonjakan kasus, Nadia mengimbau agar masyarakat mawas diri dan tidak ragu untuk melakukan pemerisaan swab apabila bergejala.

"Dengan tes kita bisa isolasi kalau positif sehingga tidak menularkan kepada orang lain," tutur Nadia.

Selain itu, Nadia juga menyarankan supaya masyarakat menaati aturan protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi dosis lengkap maupun booster.

Baca juga: Saat Kasus Covid-19 Terus Menanjak Usai Lebaran 2023...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com