Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Waisak? Berikut Ini Sejarah dan Penjelasan Tanggalnya

Kompas.com - 05/05/2023, 14:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Sejarah Hari Raya Waisak

Dikutip dari laman Semarangkab, hari raya Waisak ditandai sebagai tanggal merah dan hari libur nasional sesuai dengan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.

Waisak berasal dari kata Sansekerta, Waisakha, Pali Vesakha. Hari Waisak sebagai peringatan kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha, Siddharta Gautama.

Di Indonesia, umat Buddha setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan hari raya Waisak.

Baca juga: Kemenag Tegaskan Hari Raya Waisak Jatuh 4 Juni dan Bukan 6 Mei 2023

Di Indonesia biasanya perayaan dilakukan dengan festival lampion Waisak di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Tradisi umat Buddha merayakan Hari raya Waisak di Candi Borobudur sudah dilakukan sejak 1929. Perayaan festival lampion tersebut identik dengan momen pelepasan ribuan lampion kertas yang diterbangkan ke langit.

Selain itu, umat Buddha juga akan pergi ke kuil lokal dan beberapa mungkin akan tinggal di kuil sepanjang hari saat malam bulan purnama.

Mereka juga banyak melakukan perbuatan baik, mengambil bagian dalam melantunkan dan meditasi, merenungkan ajaran Buddha, membawa persembahan ke kuil, hingga berbagi makanan ke orang-orang.

Keluarga Buddhis biasanya juga akan mendekorasi rumahnya ddengan lentera. Mereka juga akan mengambil bagian dalam prosesi perayaan dengan mengenakan pakaian putih.

Umat Buddha juga biasa melakukan upacara Bathing the Buddha pada hari Waisak.

Upacara tersebut memperingati di mana air mengalir di atas bahu Buddha untuk mengingatkan orang-orang dalam menjernihkan pikiran dari pikiran negatif seperti keserakahan dan kebencian.

Perayaan ini dimulai oleh Himpunan Teofosi Hindia Belanda. Di mana salah anggotanya campuran antara orang Eropa dan Jawa ningrat.

Perayaan Hari Raya Waisak di Borobudur sempat terhenti ketika perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain itu, terhenti pula pada pemugaran tahun 1973. Selama masa pemugaran tersebut, perayaan dipindah ke Candi Mendut.

Makna Waisak

Terdapat tiga peristiwa penting dalam peringatan hari hari raya Waisak.

Tiga peristiwa penting bagi penganut agama Buddha ini bertajuk Trisuci Waisak dan dirayakan setiap tahunnya sebagai Hari Raya umat Buddha.

1. Lahirnya Siddharta Gautama

Siddharta merupakan anak seorang raja yakni Raja Sudodhana dan Ratu Mahamaya. Siddharta lahir di Taman Lumbini pada 623 Sebelum Masehi.

Ia terlahir dalam kondisi bersih tanpa noda, bisa berdiri tegak, serta langsung bisa berjalan.

Siddharta dipercaya lahir ke dunia sebagai calon Buddha yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

2. Siddharta dapat penerangan agung

Atas kelahiran tersebut, pimpinan Asita Kaladewala meramalkan bahwa pada masa depan Siddharta Gautama akan menjadi seorang Chakrawatin atau Maharaja Dunia.

Setelah momen kelahiran, pada umur 35 tahun Siddharta Gautama mendapatkan Penerangan Agung, lalu menjadi Buddha di Bodh Gaya pada saat bulan Waisak.

Selama 45 tahun setelah menerima Penerangan Agung, Sang Buddha Gautama pun berkelana untuk menyebarkan Dharma atau kebenaran

3. Parinibbana

Kematian Buddha Gautama terjadi pada 543 SM saat usianya menginjak 80 tahun. Saat wafatnya Sang Buddha, para pengikutnya melakukan sujud untuk penghormatan terakhir.

“Dari tiga peristiwa penting itulah, dilakukan konferensi di Sri Lanka (pada tahun 1950) dan Hari Raya Waisak ditetapkan setiap tahunnya saat bulan Mei, ketika terjadinya bulan purnama,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Permabudhi (Persatuan Umat Buddha Indonesia), Prof. Dr. Philip K. Widjaja dikutip dari Kompas.com (16/5/2022).

Baca juga: [HOAKS] Foto Presiden Rusia Vladimir Putin Menjadi Biarawan Buddha

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com