Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Gonta-ganti Warna Rambut Disebut Bentuk Self Harm, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 26/04/2023, 13:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Ratna menyampaikan, untuk mengetahui apakah menggonta-ganti warna rambut merupakan bentuk self harm, maka perlu diketahui terlebih dahulu apa saja bentuk dari self harm.

Self harm memiliki tingkatan-tingkatan yang berdasarkan kondisi dan perilaku yang dilakukan, seperti halnya berikut ini:

1. Superficial self mutilation

Superficial self mutilation adalah tingkatan self harm yang paling ringan.

"Pada tingkatan ini, self harm mungkin akan dilakukan oleh seseorang yang sedang mengalami kondisi buruk atau down dan tidak bisa mengatur diri sendiri. Sehingga muncul perilaku yang bisa menyakiti diri sendiri," ungkap Ratna.

Untuk perilakunya, pada tingkatan ini biasanya seseorang akan melampiaskannya dengan mencubit-cubit tangan sendiri ataupun menarik rambut, namun tidak sampai di tahap yang membahayakan.

2. Stereotypic self injury

Selanjutnya, Ratna menyampaikan, pada tingkatan kedua ada yang disebut dengan stereotypic self injury.

Dalam tingkatan self harm ini, seseorang mungkin akan mencoba menyakiti diri sendiri secara berulang-ulang. Seperti halnya membenturkan kepala ke tembok yang dilakukan tidak hanya sekali.

3. Major self mutilation

Terakhir, ada major self mutilation yang merupakan tingkatan self harm yang paling parah dilakukan seseorang dengan melukai diri sendiri yang bahkan bisa mengancam nyawa.

"Pada tingkatan ini merupakan tahap paling parah yang dilakukan seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri. Misalnya merusak organ tubuh, memotong jari tangan, merusak tubuh, dan lainnya," jelasnya.

Ia mengungkapkan, biasanya self harm pada tingkatan ini akan dilakukan oleh mereka yang sudah tidak memiliki kesadaran diri yang baik. Sehingga seseorang tidak bisa berfikir rasional dan merasa frustasi untuk melakukan hal-hal buruk.

"Jika dilihat dari ketiga tingkatan self harm di atas, kita tidak melihat bahwa mewarnai rambut atau bergonta-ganti warna rambut merupakan bentuk self harm," katanya lagi.

"Tetapi bisa jadi perilaku mewarnai rambut berulang-ulang merupakan menifestasi dari adanya tekanan yang sedang dihadapi seseorang," sambungnya.

Baca juga: Apa Itu OCD? Ini Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Bisa menjadi gejala kecemasan, salah satunya OCD

Ratna mengatakan, saat seseorang dalam kondisi yang tertekan, maka mereka juga bisa melakukan berbagai hal yang bisa mengarah pada kondisi psikologisnya.

Ia mengungkapkan, sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang (mewarnai rambut) merupakan manifestasi dari gangguan psikologi yang disebut obsessive compulsive disorder (ganguan obsesif–kompulsif) atau OCD yang merupakan gangguan dari kecemasan.

"Maka bisa juga mewarnai rambut berulang menjadi salah satu gejala kecemasan yang salah satunya adalah obsessive compulsive disorder," ungkapnya.

Selain OCD, perilaku berulang juga dikaitkan dengan gejala kecemasan lain yang disebut dengan impulsivitas.

Impulsivitas adalah kondisi di mana seseorang akan memiliki ketidaksabaran dalam melakukan sesuatu.

"Meskipun begitu, kegiatan mewarnai rambut tidak termasuk ke dalam ranah self harm," pungkasnya.

Baca juga: 7 Cara Mengobati Rambut Rontok secara Alami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com