KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menyebut tidur siang lebih dari 30 menit ternyata berbahaya, ramai dibicarakan di media sosial Twitter.
Unggahan itu dibuat oleh dokter spesialis jantung RSUP dr Soeradji Tirtonegoro, Furqon Satria Adi Pradana lewat akun Twitternya @fsapradana, pada Minggu (16/4/2023).
Ada yang sering tidur siang?
Sebaiknya tidur siang tidak lebih dari 30 menit, karena tidur siang yang lama berkaitan dengan suatu gangguan irama jantung: fibrilasi atrium (gambar di bawah)
Thread pic.twitter.com/boKQMZ2Q4l
— furqon satria (@fsapradana) April 16, 2023
"Sebaiknya tidur siang tidak lebih dari 30 menit, karena tidur siang yang lama berkaitan dengan suatu gangguan irama jantung," tulisnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hal ini berlaku untuk orang dewasa, dan bukan anak-anak.
Hingga Senin (17/4/2023), unggahan ini telah tayang sebanyak 450.400 kali, disukai 4.400 pengguna Twitter, dan dibagikan 1.320 kali.
Lalu, apa bahayanya tidur siang lebih dari 30 menit?
Baca juga: Ramai soal Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Risiko Kematian, Begini Penjelasan Dokter
Dokter Furqon menjelaskan kepada Kompas.com bahwa orang yang tidur siang di atas 30 menit akan mengalami gangguan pada denyut jantungnya.
"Irama jantung yang normal itu dari suatu struktur di atrium jantung yang namanya sinus, jadi teratur denyutnya," jelasnya.
Namun, orang yang tidur siang lebih dari 30 menit akan membuat tubuhnya mengalami hal-hal tertentu seperti peradangan atau kurangnya aliran darah ke jantung.
Kondisi ini membuat sel-sel di atrium atau serambi jantung memunculkan sumber denyut masing-masing. Akibatnya, jantung akan berdetak secara tidak teratur.
Orang tersebut kemudian akan mengalami fibrilasi atrium, yaitu gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak beraturan dan cepat.
"Risiko mengalami fibrilasi atrium meningkat signifikan, terutama pada perempuan," ujar Furqon.
Secara normal, jantung orang dewasa usia 20-35 tahun akan berdetak antara 95-170 kali per menit. Jantung orang usia 35 - 50 akan berdetak 85-155 kali per menit. Sementara kecepatan detak jantung orang berusia di atas 60 tahun antara 80-130 kali per menit.
Jantung yang berdetak kurang atau lebih dari itu menunjukkan seseorang mengalami gangguan irama jantung.
Baca juga: Ramai Video soal Tidur Pakai Kipas Angin Picu Berbagai Penyakit, Benarkah?
Orang yang tidur siang lama akan mengganggu jam internal tubuh. Akibatnya, waktu tidur malam akan lebih singkat. Ia juga akan lebih sering bangun di malam hari.
"Aktivitas fisiknya lebih sedikit di siang hari," tambah Furqon.
Kondisi inilah yang menurutnya akan membuat detak jantung menjadi tidak normal saat seseorang tidur siang terlalu lama.
Baca juga: Benarkah Hobi Rebahan, Malas Mandi, dan Susah Tidur adalah Ciri Gangguan Jiwa Tahap Awal?
Orang yang tidur siang lebih dari 30 menit akan mengalami gangguan detak jantung, Furqon menyebut bahwa orang itu kemudian berpotensi mengalami masalah kesehatan yang lebih serius.
"Orang dengan fibrilasi atrium atau gangguan irama jantung memiliki risiko 3-5 kali lebih besar terkena stroke sumbatan," jelas Furqon.
Stroke sumbatan atau stroke iskemik merupakan jenis stroke yang terjadi saat aliran darah di pembuluh arteri dalam otak mengalami penyumbatan akibat gumpalan darah.
Parahnya, 10-12 persen penyebab stroke iskemik adalah fibrilasi atrium. Ini menunjukkan orang yang tidur siang lama berpotensi cukup besar terkena stroke akibat gangguan irama jantung yang ia miliki.
"Selain itu, fibrilasi atrium meningkatkan risiko gagal jantung 5 kali lipat," lanjutnya.
Gagal jantung terjadi saat kondisi jantung melemah sehingga tidak mampu memompa darah yang cukup ke seluruh tubuhnya.
Baca juga: Ternyata, Tidur Telanjang Miliki Manfaat Kesehatan, Apa Saja?
Ia menegaskan agar setiap orang sebaiknya tidur siang maksimal selama 30 menit saja.
"Tidur siang 15-30 menit bisa menurunkan tingkat stres dan tekanan darah," tambahnya.
Di sisi lain, orang yang memiliki shift kerja di malam hari atau tidak bisa tidur selama 30 menit maka disarankan untuk berolahraga dengan cukup intens.
"Olahraga intensitas sedang 150 menit per minggu dapat mengurangi risiko terkena fibrilasi atrium itu," jelas Furqon.
Olahraga intensitas sedang antara lain jalan cepat, jogging, lari, bersepeda, berenang, lompat tali, tennis, atau senam.
Furqon menekankan bahwa terlalu lama tidur siang tidak selalu menjadi penyebab gangguan irama jantung atau penyakit lainnya. Namun, tindakan itu akan meningkatan risiko terkena masalah kesehatan jika terus dilakukan.
"Jadi tidur siangnya jangan lama-lama ya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.