Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisa Mengancam Kandungan, Ketahui Hipertensi pada Ibu Hamil

Kompas.com - 06/04/2023, 07:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Faktor risiko hipertensi pada ibu hamil

Tidak semua kehamilan mengalami hipertensi, namun beberapa faktor risiko dapat memicu terjadinya hipertensi saat hamil.

Faktor risiko tersebut sebagai berikut:

  • Berusia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun.
  • Pernah mengalami hipertensi gestasional atau preeklampsia selama kehamilan sebelumnya.
  • Memiliki Riwayat keluarga dengan hipertensi gestasional.
  • Menderita diabetes atau diabetes gestasional.
  • Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti lupus.
  • Memiliki penyakit ginjal.
  • Mengharapkan banyak bayi, terutama kembar.
  • Mempunyai kulit berwarna gelap atau hitam.

Baca juga: 9 Faktor Risiko Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi hipertensi pada ibu hamil

Terdapat komplikasi yang berisiko dialami oleh sang ibu sebagai berikut:

  • Kejang.
  • Stroke.
  • Gagal ginjal sementara.
  • Masalah hati.
  • Masalah pembekuan darah.

Selain itu, dikutip dari MayoClinic, hipertensi akan menyebabkan komplikasi pada kehamilan lainnya seperti:

- Aliran darah ke plasenta berkurang

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, maka memungkinkan janin menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi.

- Solusio plasenta

Pada kondisi ini, plasenta terlepas dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan.

Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat yang dapat mengancam sang jabang bayi dan ibunya.

- Pembatasan pertumbuhan intrauterine

Hipertensi akan menyebabkan pertumbuhan janin menjadi lambat atau menurun, serta berat badan bayi saat lahir rendah.

- Persalinan prematur

Terkadang persalinan prematur atau dini diperlukan untuk mencegah komplikasi akibat hipertensi yang bisa mengancam jiwa.

Bayi yang lahir secara prematur kemungkinan akan mengalami masalah pernapasan, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi setelah lahir lainnya jika penanganannnya salah.

- Cedera organ lain

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan cedera lainnya pada sang ibu, seperti otak, mata, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan organ utama lainnya.

Ditambah saat kehamilan yang membutuhkan tubuh yang sehat, makan akan mengancam jiwa bagi keduanya.

- Penyakit kardiovaskular di masa depan

Hipertensi saat hamil khususnya pada fase preeklampsia, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan.

Risiko terkena penyakit ini akan lebih tinggi jika mengalami preeklampsia lebih dari satu kali dan menjalani persalinan prematur.

Baca juga: 8 Komplikasi Hipertensi yang Harus Diwaspadai

Pencegahan hipertensi pada ibu hamil

Sebelum terjadi hipertensi atau pun tekanan darah tinggi, seorang ibu bisa menjalani beberapa cara pencegahan sebagaimana dikutip dari MedicalNewsToday berikut:

  • Rutin berkonsultasi dengan dokter.
  • Tetap aktif beraktifitas fisik sesuai rekomendasi dokter.
  • Konsumsi obat tekanan darah secara rutin yang diresepkan oleh dokter.
  • Memantau tekanan darah di rumah dengan alat portable.
  • Konsumsi makanan yang kaya nutrisi serta hindari garam, makanan olahan, dan gula tambahan.
  • Hindari minum alkohol, merokok, dan obat terlarang.

Pengobatan hipertensi pada ibu hamil

Melansir dari HealthLine, terdapat beberapa obat untuk mencegah hipertensi pada kehamilan dengan resep dokter, yakni:

  • Metildopa, berbentuk pil atau secara intrevena.
  • Labetalol, berbentuk pil atau secara intravena.
  • Nifedipin, berbentuk pil. Obat ini tidak digunakan secara luas dan harus diminum langsung tanpa tersentuh lidah yang akan larut dan dapat menyebabkan tingkat tekanan darah berfluktuasi tak terduga.
  • Hydralazine, berbentuk pil atau secara intravena. Obat ini digunakan terutama pada kasus hipertensi yang sangat parah.

Baca juga: 10 Cara Mencegah dan Meredakan Hipertensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com