Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Negara Nordik, Serunya Mencari "Aliran" Puasa di Wilayah yang Punya Matahari Tengah Malam

Kompas.com - 27/03/2023, 15:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Bahagia menjadi Muslim di Norwegia

Kendati hidup di zona waktu ekstrem, Fitri mengaku bahagia bisa menjadi Muslim di tengah negara Nordik ini.

Pasalnya, meski bukan mayoritas, populasi Muslim di Trondheim termasuk melimpah. Bahkan, kota terbesar ketiga di Norwegia ini memiliki tiga masjid yang berdiri kokoh.

"Kita punya tiga masjid. Kalau saya ikutnya yang di sentrum, namanya MSIT, di tengah kota, di area cagar budaya," tutur Fitri.

Muslim Society in Trondheim atau MSIT, menurut Fitri, adalah masjid berbentuk rumah yang terletak di pinggir sungai dan dipelihara oleh negara.

"Dan (bentuknya) harus seperti itu selamanya. Kalau pun ada renovasi akan masih seperti itu dengan warna merah, krem, dan lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, masjid kedua dan ketiga, masing-masing dikelola oleh keturunan Somalia dan Turkiye.

Sebagai bagian dari Muslim Indonesia yang menetap di Trondheim, Fitri pun turut serta bergabung dengan komunitas bernama Kajian Muslim Indonesia di Trondheim atau KMIT.

Komunitas yang lahir pada 2003 ini rutin mengadakan kegiatan dwimingguan yang berisi kajian, berbagi hikmah, maupun mengaji Al Quran.

"Kalau ibu-ibu biasanya sore-sore sebelum buka, kita baca Al Quran satu hari satu juz, bacanya gantian dan berusaha saling mengoreksi. Bapak-bapak juga punya kegiatan tilawah online, khusus Trondheim," ungkapnya.

Wanita yang berprofesi sebagai guru di sekolah dasar lokal ini juga membagikan kemudahan-kemudahan lain hidup di Norwegia.

Menurutnya, meski tidak menjadi hari libur nasional, Muslim yang merayakan Hari Raya masih bisa mendapatkan dispensasi dengan mengisi formulir khusus.

"Alhamdulillah mudah (jadi Muslim di Norwegia). Yang berjilbab semakin banyak, toko-toko yang jual halal juga banyak. Malah di supermarket biasa sekarang ada ayam label halal," kata dia.

Baca juga: Cerita Ika Permatasari-Olsen Puasa Sembari Berlayar, Sahur dan Buka di Dua Negara Berbeda

Tengah malam masih terang benderang

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Indonesian in Iceland (@asti.tyas.nurhidayati)

Di sisi lain, pengalaman berpuasa di tengah musim ekstrem turut dirasakan Asti Tyas Nurhidayati, wanita asli Yogyakarta yang menetap di Reykjavik, Islandia.

Sejak menikah pada 2016, Asti dan suami memilih tinggal di negara sang suami. Kala itu, Juni 2016, tepat pertengahan Ramadhan, Islandia berada di puncak musim panas.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com