Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Letusan Dahsyat Gunung Merapi 2010...

Kompas.com - 12/03/2023, 20:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Kera ekor panjang bukan salah satu tanda (gunung akan meletus) karena kesehariannya sudah dekat dengan manusia. Kalau (yang turun) rusa, lutung, dan burung jalak, tandanya waspada," tutur Sukiman.

Baca juga: LINK Live Streaming Erupsi Gunung Merapi Hari Ini

Kronologi erupsi Merapi 2010

Letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 terjadi sebanyak tiga kali, yakni pada pukul 18.10, pukul 18.15, dan pukul 18.25 WIB.

Adapun letusan besar ini, masih berlanjut dengan letusan pada 3 November 2010 dan 5 November 2010.

Sehari sebelum meletus, status Merapi naik dari siaga menjadi awas pada 25 Oktober 2010.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Surono mengatakan bahwa peningkatan status didasarkan kenaikan tajam data visual dan instrumental selama empat hari.

Sebelum 21 Oktober 2010, saat status dinaikkan dari waspada menjadi siaga, jumlah guguran material tercatat di bawah 100 kali per hari. Namun, sejak 23 Oktober, guguran mencapai di atas 180 kali per hari.

Deformasi puncak hingga 21 Oktober yang hanya 10,5 sentimeter per hari, juga meningkat mencapai 42 sentimeter per hari.

Baca juga: Trending di Twitter, Berikut Update Kondisi Gunung Merapi

Kondisi itu menandakan bahwa magma dari perut gunung sudah semakin mendekati puncak.

Gunung Merapi saat itu juga disebut berpotensi eksplosif atau mudah meledak dengan pola letusan menyemburkan material ke berbagai arah.

Oleh karena peningkatan status ini, sekitar 40.000 warga di kawasan rawan bencana III (radius 10 km) sekeliling Merapi pun diungsikan.

Warga tersebut berasal dari 12 desa yang tersebar di Sleman (7 desa), Magelang (2 desa), dan Klaten (3 desa).

Evakuasi juga dilakukan di sisi selatan dan barat daya Merapi yang menjadi sisi deformasi dan guguran material lava.

Baca juga: Aktivitas Merapi Meningkat, BPBD DIY Pastikan Belum Ada Rekomendasi untuk Mengungsi

Juru Kunci Mbah Maridjan meninggal

Asih menggantikan mendiang ayahnya, Mbah Maridjan, sebagai juru kunci Merapidok BBC Indonesia Asih menggantikan mendiang ayahnya, Mbah Maridjan, sebagai juru kunci Merapi

Meski terdapat perintah untuk mengungsi, sebagian warga bersikukuh tidak mau mengungsi. Apalagi, saat letusan pada 2006, banyak warga yang selamat meski tanpa mengungsi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com