Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Manusia Kuno Mengawetkan Makanan Sebelum Ada Kulkas?

Kompas.com - 08/03/2023, 17:05 WIB
Inten Esti Pratiwi

Editor

Fisher yakin perburuan itu mungkin terjadi pada musim gugur. Potongan besar mamut kemudian disimpan di air di kolam kecil terdekat, hingga dagingnya tetap bisa dimakan sampai musim panas berikutnya. 

Baca juga: 6 Ritual Kecantikan Purba yang Masih Digunakan hingga Kini

Mengubur di dalam tanah

Lalu, bagaimana dengan manusia kuno yang tinggalnya tak di dekat kolam? Ternyata ada cara lain untuk mengawetkan makanan yang dilakukan oleh manusia kuno.

Masih dari Livescience, mengubur makanan adalah cara cerdik lainnya untuk menjaga makanan tetap segar. Penguburan makanan akan melindungi makanan dari sinar matahari, panas, dan oksigen, yang semuanya memicu pembusukan.

Untuk mengubur makanan, manusia kuno memilih lahan serupa rawa, yaitu lahan basah air tawar dari tanah lunak dan kenyal yang sebagian besar terdiri dari bahan tanaman yang membusuk sebagian (gambut).

Lingkungan yang sejuk, rendah oksigen, dan sangat asam ini cocok untuk mengawetkan makanan yang mudah rusak.

Kata arkeolog, manusia kuno di Eropa Utara, biasa memasukkan makanan, termasuk mentega, ke dalam rawa untuk mengawetkannya.

Hal ini dipastikan semenjak mereka menemukan dan menarik gumpalan zat lilin seperti parafin dari kotoran yang ada di dalam air. Para peneliti melakukan analisis kimia pada zat lilin dan mengidentifikasinya sebagai produk susu.

Baca juga: Kedai Kopi Tertua di Dunia, Berusia Ratusan Tahun hingga Rutin Disinggahi Voltaire

Memasukkan ke dalam salju

Di tempat bersuhu dingin ekstrem, manusia kuno akan menyimpan makanannya di dalam salju.Shutterstock.com Di tempat bersuhu dingin ekstrem, manusia kuno akan menyimpan makanannya di dalam salju.
Dikutip dari Livescience (8/2/2017), manusia kuno yang hidup di wilayah bersuhu dingin ekstrem, adalah yang paling leluasa mengawetkan makanan.

Orang Eropa khususnya, terbiasa mengawetkan makanannya dengan membawanya ke danau-danau yang membeku.

Ilmu mengawetkan makanan dengan suhu dingin sudah ditemukan dari ribuan tahun yang lalu.

Diawali di dataran China sekitar tahun 1000 SM, dimana orang akan mencari es atau salju dan memasukannya ke dalam rumah untuk digunakan mengawetkan makanan.

Sekitar lima ratus tahun kemudian, ditemukan fakta bahwa orang Mesir dan India memiliki tradisi meletakkan air dalam mangkuk-mangkuk gerabah di luar rumah semalaman suntuk untuk mendapatkan air yang membeku atau es.

Es ini kemudian mereka gunakan sebagai alat pengawet makanan, baik buah maupun sayuran.

Tradisi ini juga dilakukan oleh orang Yunani juga Romawi. Ketika salju tak ditemukan dalam suatu daerah, manusia-manusia kuno akan menggunakan bantuan air dari danau atau sumur yang memiliki suhu dingin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com