Studi tersebut berjudul RLDC (Regionally and Locally Determined Contributions) dan merupakan bentuk komitmen IKN menuju carbon neutral city.
Lebih lanjut, kepala OIKN menyatakan bahwa kondisi carbon neutral bermakna terdapat keseimbangan antara sektor yang menghasilkan emisi karbon dioksida dengan sektor yang menyerap karbon dioksida.
Oleh karenanya, pada dokumen RLDC, akan direncanakan pengkajian satu sektor tambahan, yaitu emisi fase konstruksi mengingat IKN dibangun mulai dari lahan kosong.
Peran hutan dalam sektor FOLU berpotensi sangat besar dalam mendukung IKN untuk menuju carbon neutral city.
Hutan sebagai penyerap karbon dioksida perlu dikelola dengan baik untuk mewujudkan kondisi ini.
Sebagimana prinsip KPI IKN yang selaras dengan alam, maka sekitar 75 persen wilayah IKN diperuntukan sebagai ruang hijau (65 persen area hutan lindung dan 10 persen area produksi pangan serta taman).
Oleh karenanya, pembangunan IKN akan mengupayakan pengembalian tutupan hutan yang permanen dengan kegiatan reforestasi (penghutanan kembali).
Bibit tanaman untuk kegiatan reforestasi ini berasal dari Persemaian Mentawir yang telah dibangun di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan kapasitas produksi saat ini sekitar 15 juta batang bibit pohon per tahun.
Jenis bibit tanaman yang dibudidayakan di persemaian ini terdiri dari beberapa jenis endemik Kalimantan, seperti Nyatoh, Meranti, Kapur, Gaharu, dan Jambu-jambuan.
Jenis-jenis tanaman ini memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil minyak atsiri yang digunakan untuk industri parfum dan kecantikan, yang pemanfaatannya tidak dengan menebang pohon.
Kegiatan reforestasi dengan jenis endemik diharapkan dapat meningkatkan tutupan hutan permanen yang ada di wilayah IKN.
Tutupan hutan permanen dapat dimonetisasi potensi stok karbonnya untuk offsetting carbon dari sektor yang menghasilkan emisi, seperti sektor energi.
Inventarisasi kuantitas stok karbon dapat dibantu dengan teknologi kalkulator karbon berbasis spasial serta sensor pemantauan emisi CO2.
Pemanfaatan teknologi berperan penting dalam efisiensi pengelolaan hutan, mengingat hutan merupakan daratan yang luas dan dinamis.
Untuk mengoptimalkan upaya reforestasi dan forest city di IKN, keberadaan keanekaragaman hayati/biodiversitas, baik hewan maupun tumbuhan di hutan IKN perlu dipantau secara berkala.