Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga AS Tewas Terinfeksi Amoeba Pemakan Otak akibat Cuci Hidung Pakai Air Keran

Kompas.com - 05/03/2023, 15:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Amoeba pemakan otak

Dilansir dari CBS News, Naegleria fowleri adalah organisme bersel tunggal yang hidup di tanah dan air tawar yang hangat, seperti danau, sungai, dan mata air panas.

Organisme yang biasa disebut "amoeba pemakan otak" ini dapat menyebabkan infeksi otak saat air yang mengandung amoeba naik ke hidung. Di AS, hanya sekitar tiga orang yang terinfeksi setiap tahun namun biasanya berakibat fatal.

Dari 1962 hingga 2021, hanya empat dari 154 orang di AS yang selamat dari infeksi amoeba pemakan otak.

Sepanjang 2022, seorang anak laki-laki meninggal usai terinfeksi setelah berenang di Danau Mead, Colorado. Sementara anak lain asal Nebraska juga meninggal usai berenang. Seorang penduduk Missouri tewas akibat terinfeksi setelah mengunjungi pantai di Iowa.

Baca juga: 3 Negara Ini Catatkan Kematian akibat Amoeba Pemakan Otak, Bagaimana Indonesia?

Gejala amoeba pemakan otak

Gejala awal infeksi Naegleria fowleri antara lain:

  • Sakit kepala parah,
  • Demam,
  • Mual dan muntah,
  • Leher kaku,
  • Kejang,
  • Halusinasi, bahkan hingga koma.

Pasien infeksi ini dapat dirawat dengan kombinasi obat-obatan, termasuk antibiotik azitromisin, flukonazol antijamur, obat antimikroba miltefosine, dan deksametason kortikosteroid. Namun, efek pasti obat-obatan dalam penyakit ini belum dapat dipastikan.

Selain itu, begitu terinfeksi Naegleria fowleri, penderita akan cepat merasa sakit. Hingga kini, belum ada obat khusus untuk mengatasi infeksi ini.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadi Tarmizi melaporkan, belum ada temuan infeksi amoeba pemakan otak di Indonesia.

"Sampai saat ini belum ada laporan dari fasilitas kesehatan maupun organisasi profesi yang melaporkan adanya kasus ini," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com