KOMPAS.com - Nama Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat banyak diperbincangkan dalam beberapa hari terakhir.
Hal itu setelah Viktor mengeluarkan kebijakan yang kontroversial, yaitu menginstruksikan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) masuk jam 05.00 pagi.
Kebijakan ini pun menuai banyak kritikan dan sorotan, karena dianggap tak wajar. Sebab umumnya anak sekolah berangkat pukul 07.00 pagi.
Namun Viktor tetap dengan gagasannya itu. Dia beralasan, kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 pagi ini agar siswa bisa bangun lebih awal, sehingga dapat membentuk etos kerja.
Berikut ini profil Viktor Laiskodat.
Baca juga: Gubernur NTT Ngotot Wajibkan Siswa SMA Masuk Jam 5 Pagi, Kenapa?
Dikutip dari Kompas.com, Viktor merupakan putra daerah yang lahir pada 1965 di Kupang, NTT.
Ia menghabiskan pendidikan dasar hingga SMA di Kupang, sebelum akhirnya melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jakarta.
Selanjutnya, Viktor meneruskan studi jenjang magister dan doktoral di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Karier politiknya dimulai pada 2003 kala ia mencalonkan diri sebagai gubernur NTT untuk periode 2003-2008.
Saat itu, ia berstatus sebagai pengusaha sukses di Jakarta dengan usia tergolong muda, yakni 38 tahun.
Berpasangan dengan mantan Bupati Flores Timur, Simon Hayon, mereka harus mengakui kekalahan dari pasangan Piet Alexander Tallo-Frans Lebu Raya.
Saat itu pemilihan kepala daerah saat itu masih dilakukan secara tertutup oleh anggota DPRD NTT. Pasangan Viktor-Simon kalah satu suara 27:28 dari pasangan Alexander-Frans Lebu.
Baca juga: Gubernur NTT: Datang ke Sekolah Pukul 05.30 Itu Bukan Langsung Masuk Kelas, Enjoy Dulu...
Viktor pun kemudian kembali ke Jakarta untuk meneruskan usahanya. Setahun kemudian, ia bergabung dengan Partai Golkar pada 2004.
Pada Pemilu 2004, Viktor terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan NTT 2 yang meliputi Timor, Sumba, Rote, dan Sabu.
Sempat berhenti dari dunia politik selama lima tahun, ia kembali terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai Nasdem pada periode 2014-2019.
Setahun sebelum masa jabatannya habis, ia mencalonkan diri sebagai gubernur NTT berpasangan dengan Josef Nae Soi untuk periode 2018-2023.
Keduanya pun sukses memenangi pemilihan gubernur dan wakil gubernur NTT.
Viktor-Josef yang diusung oleh Partai Nasdem, Golkar, Hanura, dan PPP mengalahkan tiga pasangan lainnya.
Ketiganya adalah pasangan Marianus Sae-Emelia Nomleni, Esthon L Foenay-Christian Rotok, dan Benny Harman-Benny Litelnoni.
Dalam perjalanannya menjabat sebagai gubernur, Viktor tercatat menuai kontroversi, baik karena pernyataan maupun kebijakannya, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.
Usai dilantik sebagai Gubernur NTT, Viktor langsung menggelar syukuran pelantikan di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, NTT.
Ia juga tercatat pernah menghukum Kepala Biro Pemerintahan NTT Doris Rihi dengan menyuruhnya squat jump 15 kali di hadapan ribuan undangan.
Hal ini terjadi setelah Viktor merasa geram karena mikrofon yang digunakannya bermasalah ketika rapat kerja bersama para wali kota, bupati, camat, lurah, dan kepala desa se-NTT.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga mengklaim sebagai "ahlinya" atau "profesor" kejahatan.
"Ini pencuri ternak di Sumba ini merajalela. Saya bilang di Sumba bahwa selain gubernur, saya juga adalah profesor penjahat. Dengar baik baik, selain gubernur, saya juga adalah profesor penjahat," ujarnya.
Kendati demikian, ia kini telah berubah dan menjadi orang yang baik.
Pada Juli 2019, Viktor juga pernah berduel dengan mantan juara tinju dunia Chirs John di Kota Kupang. Ini dilakukan sebagai pembuka dari pertandingan tinju antara petinju Indonesia melawan petinju dari Australia dan Filipina.
Usai senam bersama ratusan ASN di NTT, viktor sempat menyampaikan peringatannya untuk tidak mengganggu Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, Jokowi tidak memiliki kesalahan dan telah bekerja keras.
"Apabila ada niat dari kelompok-kelompok tertentu yang ingin menghancurkan dan menurunkan Presiden Jokowi sebagai pemimpin yang sah, maka dari NTT kami memberikan pesan, bahwa Presiden yang tidak mempunyai kesalahan apapun, bekerja secara luar biasa, jangan pernah ada yang coba-coba turunkan," kata Viktor.
Viktor juga telah mencabut larangan produk minuman keras lokal di wilayah NTT karena termasuk bagian dari kreatifitas warga.
Tak hanya itu, ia juga pernah meminta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate untuk menutup Facebook dan membangun media sosial produk lokal.
"Karena kita punya mimpi besar, ke depan kita harus punya media sosial seperti Facebook. Dan saya yakin beliau mampu melakukan itu ke depannya," jelas dia.
Saat menghadiri acara Festival Indonesia di Kedutaan Besar RI di Oslo, Norwegia, ia menklaim bahwa NTT berpotensi lebih baik dari Norwegia.
Namun, wilayahnya terkendala infrastruktur yang belum jadi.
"Kalau infrastruktur di NTT sudah jadi, kayaknya orang tidak bakal tertarik ke Norwegia," kata Viktor yang disambut tawa para undangan yang hadir.
Viktor juga pernah mendesak pemerintah pusat agar memberikan kewenangan terhadapnya untuk mengelola Taman Nasional Komodo.
Desakannya itu menanggapi maraknya pencuruian satwa komodo di kawasan TN Komodo, karena minimnya pengawasan.
Ia juga menyebut NTT sebagai tempat hal buruk yang ada di Indonesia.
Hal ini merujuk pada status wilayahnya yang menjadi provinsi termiskin ketiga di Indonesiaa dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) saat itu.
(Sumber: Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere | Editor: Robertus Belarminus, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.