Jawaban-jawaban atas pertanyaan tersebut, membuat Galih melakukan berbagai percobaan dalam penciptaan karya. Pada akhirnya, ia pun menemukan jalan berkaryanya sendiri.
Rasa jenuh tak bisa terlepas dari setiap kegiatan yang dikerjakan secara berulang. Meskipun pekerjaan tersebut merupakan hal yang dicintai, rasa jenuh bisa saja datang.
Begitu pun dengan Galih, pertimbangan menggunakan arang menjadi alat goresan dalam berkarya didasari oleh rasa jenuh. Sebelumnya, ia menggunakan media digital untuk menciptakan karya.
Namun, pria itu berpendapat menggambar menggunakan media digital terasa kurang dapat mengekspresikan apa yang ada dalam dirinya. Galih membutuhkan sesuatu yang lebih natural dalam berkarya.
Menurut Galih, hal natural dari arang sangat cocok dengan sepak bola dalam menampilkan sifat maskulinitasnya. Pria itu merasa kecocokan antara arang dan sepak bola bisa menjadi ekspresi yang ideal untuk bisa menyampaikan perasaan.
Lantas, bagaimana proses berkarya sebagai ilustrator sepak bola? Temukan jawabannya melalui perbincangan Galih Satrio dengan Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu bertajuk “Galih Satrio, Riwayat Goresan Kertas” di Spotify.
Di sana, ada banyak kisah dari berbagai tokoh inspiratif yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu.
Tunggu apalagi? Ikuti juga siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.