Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tewaskan 12 Orang, Ini 5 Fakta Kerusuhan di Wamena

Kompas.com - 26/02/2023, 18:15 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Dua orang pedagang kelontong yang ada di dalam mobil itu dituduh menculik seorang anak.

"Saat itu ada warga yang melapor ke polisi, dan kapolres mendatangi lokasi kejadian," kata Benny, Kamis (23/2/2023).

Setiba di lokasi kejadian, Kapolres Jayawijaya mengajak warga untuk menyelesaikan masalah di Mapolres Jayawijaya.

Ajakan kapolres itu sempat diterima, namun tiba-tiba muncul sekelompok warga yang melakukan provokasi dengan berteriak-teriak sehingga situasi menjadi memanas.

Massa yang datang berusaha mengejar dua orang yang dituduh menculik anak dan melakukan tindakan anarkistis.

4. Massa serang polisi

Massa yang terlibat kerusuhan Wamena tidak hanya berusaha menyerang dua orang yang dituduh menculik anak. 

Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Iganitius Benny Adi Prabowo, massa juga menyerang polisi yang ada di lokasi kejadian.

"Polisi kemudian memberikan tembakan peringatan, tapi tak diindahkan massa yang justru semakin brutal," katanya, Kamis (23/2/2023).

Benny melanjutkan, keberadaan pasukan Brimob dan TNI yang didatangkan ke lokasi tak membuat massa mundur. Massa justru semakin anarkistis.

"Karena terdesak, aparat keamanan kemudian terpaksa melepaskan tembakan ke arah massa, sehingga dilaporkan ada sembilan warga tewas dan enam luka-luka," kata Benny.

Namun, ia belum bisa memastikan penyebab korban tewas karena masih dilakukan visum dan investigasi di lapangan.

5. Yayasan Keadilan Papua lakukan investigasi

Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua akan membentuk tim untuk melakukan investigasi dalam kerusuhan tersebut.

Direktur Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem menduga adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam penanganan kerusuhan tersebut oleh aparat keamanan.

Menurut dia, negara melalui perangkat aparat keamanan melakukan penembakan terhadap warga sipil dalam upaya meredam kerusuhan.

"Bisa ada dugaan pelanggaran HAM karena semua korban ini mengalami korban tembak," kata Theo, Jumat (23/2/2023).

Meski demikian, Theo mengatakan, Komnas HAM adalah lembaga yang berwenang untuk menyatakan ada pelanggaran HAM atau tidak.

(Sumber: Kompas.com/Dhias Suwandi I Editor: Krisiandi, Farid Assifa I Kompas.id/Fabio Mario Lopes Costa I Editor: Aufrida Wismi Warastri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com