Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Hujan Deras Wilayah Solo Raya dan Potensinya 3 Hari ke Depan

Kompas.com - 18/02/2023, 09:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hujan deras melanda sejumlah wilayah di daerah Solo Raya seperti Kota Solo, Kabupaten Wonogiri, Klaten, Sukoharjo dan Karanganyar beberapa hari terakhir. 

Imbas hujan deras ini, salah satunya adalah banjir seperti yang terjadi di sejumlah titik di Kota Solo.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (17/2/2023), setidaknya total ada 16 kelurahan di Solo yang terendam banjir.

Baca juga: Banjir Solo, Landa 16 Kelurahan di 4 Kecamatan, Ribuan Warga Mengungsi, Gibran: Sudah Mulai Surut

Dampak tingginya intensitas hujan

Tak hanya di Solo, hujan deras juga mengguyur wilayah Karanganyar yang memicu terjadinya peristiwa tanah longsor di Kecamaatan Jatiyoso, Karanganyar.

Di mana di lokasi tersebut ada 5-6 titik tanah longsor yang berdampak pada rumah maupun pekarangan warga.

Sementara di Wonogiri, hujan deras menyebabkan pintu air di Waduk Gajah Mungkur harus dibuka karena tingginya debit air.

Pembukaan pintu air ini menyebabkan sejumlah wilayah yang dilewati aliran Bengawan Solo harus siaga.

Penyebab hujan deras di Solo Raya

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Sutikno mengatakan, dari hasil analisis dinamika atmosfer ada sejumlah sebab mengapa terjadi hujan deras belakangan ini di Solo Raya.

Beberapa faktor penyebab tersebut yakni masih dominannya pola monsun Asia, dan adanya belokan maupun konvergensi angin di wilayah Jawa Tengah.

Baca juga: Banjir di Solo Tak Kunjung Surut, Warga yang Mengungsi Mencapai 3.898

Selain itu, faktor yang lainnya menurut dia adalah adanya kelembapan udara yang relatif tinggi dan labilitas lokal yang cukup labil.

"(Faktor-faktor tersebut) berpotensi menyebabkan intensifikasi pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem yang dapat disertai dengan petir/kilat dan angin kencang di Jawa Tengah termasuk wilayah Solo Raya," kata Sutikno dihubungi Kompas.com, Jumat (17/2/2023).

Penyebab lainnya ia menambahkan, Solo Raya saat Bulan Februari secara umum masih memasuki puncak musim hujan.

 

Ilustrasi burung bertengger saat hujan. Tidak semua burung akan berteduh saat hujan, hampir sebagian besar burung memiliki bulu yang tahan air karena memiliki lapisan minyak yang melindungi dari basah.Mike Prince via WIKIMEDIA COMMONS Ilustrasi burung bertengger saat hujan. Tidak semua burung akan berteduh saat hujan, hampir sebagian besar burung memiliki bulu yang tahan air karena memiliki lapisan minyak yang melindungi dari basah.

Wilayah berpotensi alami hujan lebat

Lebih lanjut, Sutikno menyampaikan BMKG memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang masih bisa terjadi untuk 3 hari ke depan.

"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode tiga hari ke depan yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," ujar Sutikno.

Berikut ini potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di sejumlah wilayah di  Solo Raya:

Tanggal 17 Februari 2023

Sejumlah wilayah Solo Raya yang perlu mewaspadai adanya hujan deras kilat atau perir yakni:  Karanganyar, Klaten, Sukoharjo, Surakarta, Wonogiri.

Tanggal 18 Februari 2023

Wilayah Solo Raya yang perlu mewaspadai yakni: Boyolali, Karanganyar, Sragen, dan Wonogiri.

Tanggal 19 Februari 2023

Wilayah yang perlu mewaspadai yakni: Boyolali, Wonogiri.

Baca juga: Daftar Lengkap UMK 2023 pada 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com