KOMPAS.com - Demam berdarah atau DBD adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Ae albopictus.
Dikutip dari WHO, penyakit demam berdarah yang parah menjadi penyebab utama kematian di beberapa negara Asia dan Amerika Latin.
Demam berdarah biasanya ditemukan di wilayang dengan iklim tropis dan sub-tropis, juga kebanyakan di daerah perkotaan hingga semi perkotaan.
Baca juga: Catat, Ini yang Perlu Diperhatikan tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue
Menurut data, kasus demam berdarah telah meningkat drastis dengan sekitar setengah dari populasi dunia saat ini mengalami risiko terkena DBD.
Diperkirakan 100 hingga 400 juta infeksi terjadi setiap tahunnya. Namun, lebih dari 80 persen kasus adalah demam berdarah ringan dan tanpa gejala.
Banyak orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi demam berdarah. Kemudian, ketika gejalanya muncul, sebagian orang masih mengiranya sebagai penyakit lain seperti flu atau demam biasa.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui sejumlah gejala umum demam berdarah agar bisa mendapatkan penanganan lebih awal.
Baca juga: Kasus Malaria di Medan Meningkat, Ini Beda Gejala Malaria dengan DBD
Dilansir dari Mayoclinic, demam berdarah biasanya menyebabkan demam tinggi 40 derajat Celsius diikuti dengan salah satu dari tanda dan gejala berikut:
Kebanyakan orang pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Namun, dalam beberapa kasus bisa lebih buruk jika terkena demam berdarah parah atau sindrom syok dengue.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.