Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rentetan Gempa di Jayapura Disebut "Black Swan Earthquakes", Apa Itu?

Kompas.com - 13/02/2023, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Mengenal Black Swan Earthquakes

Dilansir dari The Washington Post, istilah "Black Swan" mulanya dipopulerkan oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang profesor teknik risiko di New York University.

Taleb menulis buku berjudul "The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable".

Teori ini menggambarkan suatu peristiwa yang mengejutkan, berdampak besar, dan di belakang sering dirasionalisasi secara tidak tepat (Taleb, 2010).

Dilansir dari How big, how bad, how often: are extreme events accounted for in modern seismic hazard analysis (Wong, 2013), gempa yang termasuk ke dalam "Black Swan" di antaranya gempa M 9,2 di Sumatera (2004) dan gempa M 9,0 di Tohoku-Oki, Jepang (2011).

"Gempa bumi dapat dianggap sebagai 'peristiwa ekstrem' atau 'black swan' dalam hal ukurannya karena dalam 200 tahun terakhir, kurang dari 10 gempa telah mencapai M 9,0 atau lebih besar," terang Wong.

Dari kasus kedua gempa di atas, bisa disebut sebagai bencana ekstrem karena tingginya korban yang meninggal, yakni mencapai 20.000.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gempa Besar Turkiye-Suriah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com