Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Istilah Bahasa sebagai Nama untuk Bahasa Indonesia, Pakar Sebut Itu Salah

Kompas.com - 27/01/2023, 20:10 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Malaysia kan menggunakan bahasa Melayu," katanya lagi.

Baca juga: Jokowi Pidato di Sidang Umum PBB Pakai Bahasa Indonesia, Mengapa?

Nani memahami bahwa istilah 'bahasa' memang mudah digunakan, terutama oleh orang asing yang sedang belajar bahasa Indonesia.

Akibatnya, orang asing jadi sering menggunakan kata 'bahasa' Indonesia dalam praktik berbicara.

Namun, beda kasusnya dengan orang Indonesia asli yang malah menggunakan istilah 'bahasa' daripada bahasa Indonesia.

"Mungkin ikut-ikutan. Mungkin tidak tahu, mungkin gengsi juga karena ingin seperti orang asing tadi," jelas Nani.

Baca juga: Jasa Raja Ali Haji bagi Bahasa Indonesia

Kondisi terparahnya, menurut Nani, adalah apabila orang tersebut malu mengatakan kata 'Indonesia' secara terang-terangan.

Atas fenomena kata 'bahasa' yang menjadi sering digunakan untuk menggantikan bahasa Indonesia, Nani mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak menggunakan istilah yang salah.

Ia mengajak masyarakat Indonesia sebagai pihak yang lebih paham untuk mengajarkan penggunaan istilah bahasa yang benar kepada orang asing.

"Jelaskan kenapa jika menggunakan kata 'bahasa' saja itu kurang tepat dan maknanya menjadi ambigu," terang Nani.

Menurutnya, ada identitas yang harus dijaga dan dibanggakan kepada dunia di balik istilah 'bahasa Indonesia' meskipun penggunaannya lebih panjang.

"Bahwa bahasa kita punya nama, yaitu bahasa Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: Viral, Video Bahasa Indonesia Disebut Jadi Bahasa Resmi Ke-2 Vietnam, Benarkah?

Sejarah terbentuknya bahasa Indonesia

Diketahui, terbentuknya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang digunakan di kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7.

Hal ini terlihat dari ditemukannya prasasti di Palembang dari 683 Masehi yang menggunakan bahasa Melayu.

Bahasa Melayu kemudian menjadi bahasa sehari-hari masyarakat Selat Malaka.

Seiring berjalannya waktu, bahasa ini menjadi penghubung antargolongan masyarakat dan meluas se-Nusantara.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Museum Rekor Indonesia, seperti Apa Perjalanannya?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com