Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhatan Puan dan Hal yang Harus Dilakukannya agar Disukai Publik...

Kompas.com - 16/01/2023, 20:51 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyampaikan curhatan isi hatinya selama ini.

Curhatan tersebut beragam, mulai dari tidak mendapatkan hak istimewa di internal partai, hingga banyak tidak disukai orang.

Hal itu diungkapkannya dalam tayangan Rosi KompasTV, Jumat (13/1/2023).

"Merasalah (banyak orang tak suka). Bingung juga, nggak tahu kenapa. Kayaknya sudah berusaha kerja benar, turun ke bawah, kemudian kerja ke lapangan," kata Puan.

"Saya merasa tidak ada privilese untuk saya karena memang selalu ditugaskan turun ke bawah, kerja yang benar, yang kuat, yang sabar, yang tabah dalam menghadapi semua tantangan ke depan, itu saya jalani," lanjut dia.

Baca juga: Mengenal Dewan Kolonel, Tim Loyalis Puan untuk Capres PDI-P 2024


Baca juga: Sejarah PDI-P yang Hari Ini Berusia 50 Tahun

Lantas, apa yang harus dilakukan Puan agar disukai orang?

Analisis pengamat politik

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan, Puan membutuhkan satu peristiwa yang memperlihatkan dirinya adalah dirinya.

"Capaian-capaiannya adalah berkat kerja kerasnya sebagai politisi," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (15/1/2023).

Kemudian, Puan membutuhkan satu gelombang ujian di mana yang bersangkutan terlihat bekerja keras, jatuh bangun, bahkan mungkin tersisihkan. Persis seperti Megawati pernah mengalaminya.

"Pemilih PDIP itu diklaim banyak dari kalangan wong cilik. Tentu saja, wong cilik itu adalah pekerja keras, tersisihkan dan seringkali kalah dalam kehidupan," kata dia.

"Identifikasi wong cilik seperti ini sulit dijelmakan ke dalam diri Ibu Puan. Yang terlihat mendapatkan apa yang ingin inginkan tercapai dengan mudahnya," lanjut dia.

Baca juga: Puan Curhat Banyak Tak Disukai Orang, Apa Penyebabnya?


Baca juga: Jalan Panjang Puan Maharani Menuju Kursi Ketua DPR RI

Ketua DPP PDI-P Puan Maharani ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022). KOMPAS.com/ Tatang Guritno Ketua DPP PDI-P Puan Maharani ditemui di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022).
Yang terjadi saat ini menurutnya terkesan ada jarak, yakni jarak antara wong cilik dengan yang terlihat dari perjalanan politik Puan yang terlihat elitis.

"Maka, seperti saya sebutkan di atas, Puan perlu terlihat bekerja keras, jatuh bangun bahkan tersisihkan untuk sampai ke satu jabatan tertentu," imbuhnya.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan, kasus "mic mati" yang berulang saat memimpin rapat di DPR, adalah salah satu contoh posisi strategis yang diraih tidak linear dengan kompetensi politik Puan.

Bahkan, di internal PDI-P, beberapa melihat Puan sebagai sosok yang tidak tertarik dengan politik.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com