KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan nomor urut 17 partai politik peserta Pemilu 2024.
Delapan partai politik yang memiliki kursi di DPR RI memilih menggunakan nomor urut lama pada Pemilu 2019.
Sementara itu, sembilan partai politik memperoleh nomor urut baru melalui pengundian nomor urut yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu (14/12/2022).
Baca juga: Nomor Urut Partai Politik dan Jadwal Pemilu 2024
Lantas, apakah nomor urut partai politik bisa berpengaruh terhadap pemilih?
Pengamat Politik Fisip Undip dan Direktur Media dan Demokrasi LP3ES Wijayanto mengatakan, nomor urut bisa saja berpengaruh terhadap pemilih.
Namun demikian, hal itu bukan menjadi faktor yang dominan.
"Menurut saya bisa saja (berpengaruh terhadap pemilih). Tapi bukan faktor utama," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/12/2022).
Baca juga: Selain Demokrat, Berikut Deretan Partai Politik yang Pernah Terpecah
Wijayanto menuturkan, nomor urut bisa saja berpengaruh jika publik mengasosiakan nomor tertentu dengan hal-hal lain.
Sebagai contoh, nomor 1 dianggap nomor terdepan, atau nomor 13 sebagian dianggap angka sial.
"Nomor 5 punya ingatan baik di Indonesia. Lima adalah pandawa, rukun Islam dan Pancasila. Dan sebagainya," kata dia.
Baca juga: Deretan Partai Baru yang Lolos sebagai Peserta Pemilu 2024
Ia menjelaskan, ada banyak faktor yang memengaruhi pemilih pada Pemilu 2024.
Salah satunya, sambung Wijayanto, yaitu aliran atau yang disebut politik aliran.
"Politik aliran merupakan politik yang hadir pada suatu masyarakat untuk memilih pilihan politiknya, berdasarkan dengan agama, aliran maupun ideologi yang dianut oleh masyarakat tersebut," ujar dia.
Menurutnya, politik aliran terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu nasionalis, santri, dan priayi.
Baca juga: Menyoal Hak Istimewa Parpol di Parlemen yang Boleh Gunakan Nomor Urut Pemilu 2019...
Contohnya, mengapa kebanyakan orang Nahdlatul Ulama (NU) memilih PPP atau PKB. Nasionalis kebanyakan memilih PDIP dan lain sebagainya.