"Semakin tinggi KP, maka semakin besar aurora yang bisa tertangkap mata," ujar Ari.
Ari menuturkan, selama tinggal di Islandia, ia baru mengalami aurora terbesar dalam angka 5 saja. Itu pun aurora yang terlihat sudah sangat besar.
"Sampai saat ini saya baru menangkap dua warna saja. Yaitu hijau dan pink yang menari-nari di langit malam," paparnya.
Memang, memiliki berapa warna si Cahaya Utara ini? Menurut Ari, ada kurang lebih 5 warna.
"Kalau saya bilang mirip pelangi, tapi ini terjadi di langit malam," ujarnya sembari terbahak.
Baca juga: Link 5 Wisata Virtual di Dunia: dari Aurora Borealis hingga Great Barrier Reef
"Karena dekat dengan kutub, hampir semua pojok wilayah Islandia bisa menikmati Cahaya Utara," ujarnya.
Tapi tentu saja, karena di perkotaan ditingkahi lampu-lampu hunian, pendar Cahaya Utara ini terkadang bias.
Jadi jika ingin menangkap Cahaya Utara yang jelas tanpa gangguan, Ari harus keluar apartemen dan mencari tempat lapang. Bisa di area pegunungan atau tanah lapang datar yang banyak tersebar di pinggir kota, atau melenggang menuju Grotta.
Grotta adalah daerah pinggiran Reykjavik, yang berbatasan langsung dengan pantai Samudera Arktik.
"Grotta adalah tempat incaran para wisatawan yang ingin berburu Northern Lights tanpa gangguan. Di area itu ada jalur pedestrian dan jalur sepeda, juga tanah lapang luas tanpa banyak pendaran lampu," papar Ari.
Jika bosan merapat di pantai, Ari akan berjalan kaki ke Gunung Fagradalsfjall, gunung vulkanik yang sudah "terlelap" selama 800 tahun dan erupsi di tahun 2021 dan 2022.
Selain itu, alternatif lain untuk menangkap cahaya utara tanpa gangguan, adalah di tanah-tanah lapang sekitar kota.
Namun hati-hati, beberapa perbukitan terkadang adalah properti pribadi milik para petani dan peternak. Untuk menandai wilayahnya, para petani kadang memasang pagar kawat yang dialiri arus listrik.
"Jadi yang lebih aman cukup bermobil, dan berhenti di pinggir jalan yang lapang dan gelap. Dari situ kita sudah bisa menikmati aurora," ujar Ari yang hobi hiking ini.
Baca juga: Hidup di Kapal Yacht Selama 5 Tahun, Ika Permatasari-Olsen: Tak Ada Rencana Menetap Lagi di Darat
Untuk berburu cahaya utara, Anda harus berhadapan dengan suhu dingin cukup ekstrem.