Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!

Kompas.com - 11/01/2023, 13:02 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Dua wilayah Bumi "dihadiahi" oleh semesta langit yang lebih cantik dari wilayah lainnya.

Wilayah dekat Kutub Selatan, diberi Aurora Australis. Sedangkan dekat Kutub Utara, diberi Aurora Borealis atau disebut pula Northern Lights atau Cahaya Utara.

Aurora adalah fenomena cahaya yang menyala-nyala dan seakan menari-nari di langit malam.

Fenomena yang terjadi hanya di wilayah terjauh dari khatulistiwa ini terjadi akibat adanya interaksi antara medan magnetik Bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan Matahari.

Penduduk Ibu Kota Islandia, Reykjavik, adalah salah satu yang beruntung bisa melihat cahaya utara dengan leluasa, hampir tiap malam.

"Semakin ke utara, semakin dekat dengan kutub, maka Aurora akan makin mudah tertangkap mata," ujar Sheravina Herbudi Ari Parwati, wanita asli Sleman, Yogyakarta, kepada Kompas.com, Selasa (10/1/2023).

Islandia sendiri adalah negara Nordik yang terletak di sebelah barat laut Eropa dan sebelah utara Samudera Atlantik. 

Negara yang juga disebut Tanah Es dan hanya memiliki luas 100.000 km persegi dan berpenduduk sekitar 372.000 orang ini terletak cukup dekat dengan Kutub Utara, sehingga wilayahnya dikelilingi gletser.

Baca juga: Benarkah Aurora Mengeluarkan Suara?

Waktu yang tepat berburu Aurora Borealis

Sheravina atau yang akrab disapa Ari sudah menetap di Reykjavik selama 5 tahun. Ia mengatakan, untuk menangkap Aurora Borealis tak perlu jauh-jauh keluar kota.

Ia dan suami, biasa menangkap Aurora Borealis dari balkon apartemen mereka.

Aurora Borealis sendiri mulai keluar di akhir musim panas, yaitu sekitar Agustus hingga Maret.

Kemunculan aurora tergantung dari datangnya gelap di langit Reykjavik. Di awal musim gugur, di mana gelap datang lebih larut (di atas pukul 10 malam), aurora baru akan terlihat di atas pukul 11 malam hingga 1 dini hari. Ini terjadi di bulan Agustus hingga September.

Sedangkan ketika sudah memasuki musim dingin, sekitar awal November, di mana malam sangat panjang dan siang hari hanya berlangsung selama 3 sampai 4 jam saja, aurora bisa muncul mulai pukul  9 atau 10 malam.

Baca juga: Ramai soal Foto Aurora di Langit Yogyakarta, Ini Penjelasan Lapan

Ilustrasi panorama aurora borealis atau northern lights di Kutub Utara Bumi. Fenomena langit berupa cahaya warna-warni tampak menari-nari. Fenomena aurora terbentuk dari akibat yang ditimbulkan badai Matahari.SHUTTERSTOCK/SMELOV Ilustrasi panorama aurora borealis atau northern lights di Kutub Utara Bumi. Fenomena langit berupa cahaya warna-warni tampak menari-nari. Fenomena aurora terbentuk dari akibat yang ditimbulkan badai Matahari.

Besar tidaknya cahaya yang menari-nari di angkasa ini bisa diprediksi melalui KP index, ukuran badai geomagnetik yang bisa dipantau melalui aplikasi Aurora Forecast.

KP index ini memiliki angka dari 1-10.

"Semakin tinggi KP, maka semakin besar aurora yang bisa tertangkap mata," ujar Ari.

Ari menuturkan, selama tinggal di Islandia, ia baru mengalami aurora terbesar dalam angka 5 saja. Itu pun aurora yang terlihat sudah sangat besar.

"Sampai saat ini saya baru menangkap dua warna saja. Yaitu hijau dan pink yang menari-nari di langit malam," paparnya.

Memang, memiliki berapa warna si Cahaya Utara ini? Menurut Ari, ada kurang lebih 5 warna.

"Kalau saya bilang mirip pelangi, tapi ini terjadi di langit malam," ujarnya sembari terbahak.

Baca juga: Link 5 Wisata Virtual di Dunia: dari Aurora Borealis hingga Great Barrier Reef

Di mana tempat yang tepat untuk berburu Aurora Borealis?

"Karena dekat dengan kutub, hampir semua pojok wilayah Islandia bisa menikmati Cahaya Utara," ujarnya.

Tapi tentu saja, karena di perkotaan ditingkahi lampu-lampu hunian, pendar Cahaya Utara ini terkadang bias.

Jadi jika ingin menangkap Cahaya Utara yang jelas tanpa gangguan, Ari harus keluar apartemen dan mencari tempat lapang. Bisa di area pegunungan atau tanah lapang datar yang banyak tersebar di pinggir kota, atau melenggang menuju Grotta.

Grotta adalah daerah pinggiran Reykjavik, yang berbatasan langsung dengan pantai Samudera Arktik.

"Grotta adalah tempat incaran para wisatawan yang ingin berburu Northern Lights tanpa gangguan. Di area itu ada jalur pedestrian dan jalur sepeda, juga tanah lapang luas tanpa banyak pendaran lampu," papar Ari.

Jika bosan merapat di pantai, Ari akan berjalan kaki ke Gunung Fagradalsfjall, gunung vulkanik yang sudah "terlelap" selama 800 tahun dan erupsi di tahun 2021 dan 2022.

Selain itu, alternatif lain untuk menangkap cahaya utara tanpa gangguan, adalah di tanah-tanah lapang sekitar kota. 

Namun hati-hati, beberapa perbukitan terkadang adalah properti pribadi milik para petani dan peternak. Untuk menandai wilayahnya, para petani kadang memasang pagar kawat yang dialiri arus listrik.

"Jadi yang lebih aman cukup bermobil, dan berhenti di pinggir jalan yang lapang dan gelap. Dari situ kita sudah bisa menikmati aurora," ujar Ari yang hobi hiking ini.

Baca juga: Hidup di Kapal Yacht Selama 5 Tahun, Ika Permatasari-Olsen: Tak Ada Rencana Menetap Lagi di Darat

Sheravina Ari (dua dari kiri) berburu Aurora Borealis di Gunung Fagradalsfjall, Islandia. Dokumen pribadi/Sheravina Herbudi Ari Parwati Sheravina Ari (dua dari kiri) berburu Aurora Borealis di Gunung Fagradalsfjall, Islandia.

Suhu dingin dan ritme sirkadian

Untuk berburu cahaya utara, Anda harus berhadapan dengan suhu dingin cukup ekstrem. 

Menurut Ari, Islandia baru saja menghantam suhu terendahnya pada Desember lalu. 

"Pada saat Natal kemarin, suhu di sini mencapai minus 20 derajat Celsius. Kalau sekarang sudah lumayan menghangat, minus 1 derajat Celcius," papar Ari.

Selain harus menghadapi suhu dingin, Anda harus bersiap pula mengalami gangguan ritme sirkadian tubuh, yaitu ritme yang mengatur waktu bangun dan tidur tubuh.

Karena di musim dingin Islandia mengalami malam panjang dan siang sangat pendek, sekitar 3-4 jam saja. Puncak musim dingin terjadi di tanggal 21 Desember.

Baca juga: Apa Menu Keseharian Penduduk yang Tinggal di Kota Terdingin di Dunia?

"Matahari baru terbit pukul 12 siang, dan pukul 3 sudah kembali terbenam," ujar wanita yang bekerja sebagai resepsionis pusat kebugaran ini.

Sedangkan di musim panas, siang berlangsung hampir 24 jam, dengan puncaknya di tanggal 21 Juni.

"Matahari terbit pukul 3 pagi  dan baru tenggelam tengah malam. Saya butuh adaptasi lama dengan iklim di sini. Jam tidur terganggu, ketika akan tidur malam tapi langit masih terang benderang. Saya harus menutup semua jendela agar kamar jadi gelap," paparnya.

Lantas, apakah setiap malam Cahaya Utara akan keluar dengan megahnya? Ternyata tidak.

"Jika siang hari cerah, malam juga cerah tanpa awan, maka Aurora Borealis bisa terlihat. Namun jika ada awan, atau suhu sangat dingin, aurora tak bisa tertangkap mata," pungkasnya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com