KOMPAS.com - Obesitas pada anak adalah penyakit yang kompleks dengan banyak faktor yang berkontribusi, termasuk genetika, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan rutinitas tidur.
Anak-anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas berisiko lebih tinggi terkena asma, sleep apnea, masalah tulang dan persendian, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Untuk mengetahui seorang anak obesitas atau tidak bisa dengan mengukur massa tubuhnya.
Berikut cara menghitung massa tubuh (BMI) dan cara mengatasi anak yang obesitas.
BMI atau indeks massa tubuh adalah indikator pengukuran yang digunakan untuk menentukan kategori berat badan ideal.
BMI dikembangkan oleh Adolphe Quetelet selama abad ke-19.
Melalui hasil perhitungan BMI, Anda akan mengetahui kategori berat badan, yaitu kurus, ideal, berlebihan, atau justru obesitas.
Dilansir dari Siloam Hospital (22/11/2022), rumus BMI metrik adalah perhitungan yang paling sering digunakan di Indonesia, di mana satuannya adalah kilogram (berat badan) dan meter (tinggi badan).
Sehingga rumusnya adalah :
[berat badan (kg) : (tinggi badan(m))kuadrat] atau
[berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))]
Contohnya, jika anak Anda memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 150 cm (1,5 m), maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut:
BMI = 60 : (1,5 x 1,5) = 60 : 2,25 = 26,6
Jadi, hasil perhitungan BMI dari anak dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm adalah 26,6.
Baca juga: 6 Cara Sarapan yang Memicu Obesitas, Sebaiknya Dihindari
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kategori standar berat badan anak laki-laki dan anak perempuan berdasarkan BMI adalah sebagai berikut: