Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi Bakal Landa Indonesia sampai Awal 2023, Ini Wilayah yang Wajib Waspada

Kompas.com - 27/12/2022, 19:29 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia diminta untuk waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem hingga awal 2023.

Hal itu berkaitan dengan perkembangan fenomena atmosfer yang diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sejak 21 Desember lalu.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kondisi dinamika atmosfer di sekitar Indonesia masih berpotensi signfikan pada peningkatan curah hujan.

Curah hujan tinggi diprediksi melanda beberapa wilayah di Indonesia selama satu pekan depan atau 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.

"Sejak tanggal 21 Desember 2022 yangg lalu BMKG telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem yang terjadi sepekan ke depan," kata Dwikorita dalam konferensi pers daring, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem hingga Awal 2023, Ini Perinciannya...

Baca juga: Daftar Wilayah yang Berpotensi Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru 2023

Pemicu curah hujan ekstrem di Indonesia

Dwikorita menjelaskan, per 27 Desember pihaknya telah melakukan evaluasi terhadap kemungkinan cuaca ekstrem hingga awal 2023.

Cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia ditandai dengan meningkatnya curah hujan, kecepatan angin, termasuk tinggi gelombang.

Khusus untuk curah hujan, hal ini dipicu oleh empat faktor, yakni Monsun Asia, pembentukan pusat tekanan rendah, bibit siklon tropis 95W, dan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO).

Baca juga: Analisis BMKG: Ini 3 Penyebab Cuaca Ekstrem di Indonesia

Dwikorita mengatakan, Monsun Asia menunjukkan aktivitas cukup signifikan beberapa hari terakhir yang dapat disertai seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator.

Itu dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

"Dampak adanya seruakan dingin dari Asia yang disertai aliran lintas ekuator ini dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan dan kecepatan angin disekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator," jelas dia.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Peringatan Tsunami Jepang, dan Penjelasan BMKG


Kemudian, pembentukan pusat tekanan rendah juga terjadi di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Fenomena ini juga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Sementara itu, bibit siklon tropis 95W terdeteksi tumbuh di sebelah utara Papua Barat, namun prediksi numerik menunjukkan sistem ini bergerak ke arah barat laut menjauhi Indonesia.

Sedangkan aktivitas MJO yang disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem.

Baca juga: Apakah Petir Bisa Menyambar Ponsel meski Tidak Tersambung Charger?

Halaman:

Terkini Lainnya

Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Korlantas Polri: Nomor SIM Akan Diganti NIK KTP mulai 2025

Tren
Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Bisakah Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan Cair Sebelum Pensiun?

Tren
Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Ini Nasib Barang yang Tertahan Bea Cukai tapi Tidak Diambil Pemiliknya

Tren
Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com