KOMPAS.com - Gempa hari ini berkekuatan Magnitudo 5,1 mengguncang Banten dan Lampung pada Sabtu (17/12/2022) pagi.
Sejumlah warganet di media sosial Twitter menyampaikan kekhawatiran, apakah gempa pagi tadi mempengaruhi ataupun dipengaruhi oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Apalagi, dua hari sebelumnya pada Kamis (15/12/2022) sempat terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Sumpah sii gue takut bangett subuh tadi gempa Deket gunung Krakatau, tolong bangett gue belum balikk ke clg," tulis salah satu akun.
"Moga aja gempa itu bukan ada hubungannya anak krakatau lagi batuk," ujar akun yang lain.
"Ini gempa di lampung tadi termasuk gempa tektonik atau gempa akibat aktivitas gunung anak krakatau," tanya akun lain.
Berikut penjelasan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG):
Baca juga: Ramai soal Perkiraan Gempa Besar dan Tsunami 20 Desember 2022-23 Januari 2023, Ini Kata BMKG
Koordinator Gunung Api pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Oktory Prambada menjelaskan, gempa yang terjadi pagi tadi tak berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung anak Krakatau.
"Dapat kami konfirmasi, ketika gempa 5,1 M hari ini, itu Anak Krakatau tidak ada anomali kegiatan," katanya, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/12/2022).
Menurutnya, aktivitas Gunung Anak Krakatau memang saat ini sedang tinggi, tetapi gempa yang terjadi hari ini beda sistem dan mekanismenya dengan aktivitas Krakatau.
Ia menjelaskan, gempa yang terjadi di Banten hari ini disebabkan oleh pergeseran blok batuan di sekitar sesar Sumatera.
Sementara aktivitas Anak Krakatau menurutnya berada di segmen yang berbeda.
Erupsi Anak Krakatau terjadi karena magma naik ke atas, sehingga dapat mengakibatkan aktivitas permukaan, seperti erupsi.
"Itu apabila mekanisme dan sistem yang berbeda maka nggak saling mempengaruhi. Kalaupun ada pengaruhnya, saat gunung api ini lagi aktif-aktifnya itu akan memakan waktu lama," terangnya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Sumur Banten, Ini Wilayah yang Merasakan
Dirinya menjelaskan bahwa Gunung Anak Krakatau saat ini tengah berada di Level III (Siaga).
"Tidak usah ada gempa memang (aktivitasnya) lagi tinggi, karena kan di Siaga (level III)," terangnya.
Gunung Anak Krakatau saat ini tengah berada di tahap pembentukan tubuh baru.
Pada tahap ini, Anak Krakatau sering ada erupsi-erupsi kecil dan juga ada aliran-aliran lava yang baru.
"Jadi memang itu (erupsi-erupsi kecil) pemandangan yang kita harus biasa saksikan di Anak Krakatau di level siaga ini," terangnya.
Baca juga: Catatan Sejarah Gempa Merusak di Karangasem Bali, Kapan Saja?
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan bahwa gempa Banten yang terjadi hari ini merupakan gempa tektonik.
Titik episenter gempa sendiri berada di laut pada jarak 77 km barat laut Sumur, Banten, dengan kedalaman 10 km.
Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (17/12/2022), Daryono menjelaskan bahwa gempa di Selat Sunda ini merupakan jenis gempa bumi dangkat akibat aktivitas sesar aktif.
Hal tersebut berdasarkan analisis terhadap lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Sementara itu, menurut hasil analisis mekanisme sumber, gempa hari ini memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegas Daryono.
Baca juga: Analisis Gempa M 5,1 Sumur Banten yang Terasa hingga Lampung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.