Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Solstis 22 Desember, Ini Negara dengan Durasi Siang Terpanjang di Dunia

Kompas.com - 17/12/2022, 18:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seluruh dunia termasuk Indonesia akan merasakan fenomena Solstis pada Kamis (22/12/2022).

Solstis adalah fenomena astronomi yang membuat penduduk Bumi merasakan siang dan malam dalam durasi paling panjang.

Fenomena yang juga dikenal titik balik matahari ini terjadi tiap dua kali dalam setahun, yakni pada Juni dan Desember.

Dilansir dari Economic Times, (21/6/2022), saat Juni, solstis terjadi lantaran kutub utara dan belahan Bumi utara condong ke arah Matahari.

Akibatnya, panjang siang akan lebih pendek dibandingkan dengan panjang malamnya.

Kemudian, saat Desember, belahan Bumi selatan dan kutub selatan condong ke Matahari. Akibatnya, belahan Bumi selatan akan mengalami siang lebih panjang daripada malam.

Hal ini terjadi dikarenakan sumbu rotasi bumi miring 23,5 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau poros kutub utara dan selatan langit.

Berikut negara dengan durasi siang terpanjang:

Baca juga: Heboh Solstis 21 Desember, Ini Daftar Fenomena Langit Akhir 2022


Kota dengan durasi siang terpanjang dan terpendek

Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, ada dua kota atau negara yang mengalami durasi siang terlama/malam terpendek dan sebaliknya.

Andi menjelaskan, untuk negara atau wilayah (yang masih bisa dihuni manusia) yang mengalami siang terlama sekaligus malam terpendek adalah di kota Ushuaia, provinsi Tierra del Fuego, Argentina.

"Di kota Ushuaia akan mengalami panjang durasi siang hari selama 17 jam 20 menit dan panjang malam 6 jam 40 menit," ujar Andi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/12/2022).

Sementara untuk negara atau wilayah yang mengalami siang terpendek sekaligus malam terpanjang adalah di kota Longyearbyen, distrik Svalbard, Norwegia.

"Siangnya nol jam dan malam 24 jam alias mengalami 'polar night' atau 'malam kutub'," lanjut dia.

Baca juga: Bukan 21 Desember, melainkan 22 Desember, Ini Dampak Fenomena Solstis bagi Manusia

Lokasi siang terpanjang dan terpendek selalu di 2 kota tersebut

Mengenai hal ini, Andi menyampaikan, setiap tahunnya atau pada Juni dan Desember, dua negara tersebut yang menjadi lokasi siang terlama-malam terpendek, dan siang terpendek-malam terpanjang.

Jadi, tidak mungkin ada negara lain yang mengalami dampak solstis dengan siang terlama-malam terpendek, dan sebaliknya, selain di Argentina dan Norwegia.

"Selalu di dua kota ini," ujar Andi.

1. Solstis Juni

Ia menjelaskan, saat terjadi solstis Juni, kota paling utara di Bumi (Longyearbyen, 78°13'LU) mengalami siang terpanjang, yakni 24 jam yang juga mengalami "midnight sun" (matahari tengah malam).

Pada solstis Juni juga menyebabkan kota kota paling selatan di Bumi (Ushuaia, 54°48'LS) mengalami siang terpendek yakni 7 jam 12 menit dan malam terpanjang 16 jam 48 menit.

2. Solstis Desember

Sebaliknya saat solstis Desember, Longyearbyen mengalami malam terpanjang-siang terpendek. Sedangkan Ushuaia mengalami siang terpanjang-malam terpendek.

"Tentu dua kota ini adalah dua kota paling utara dan paling selatan yang masih dihuni manusia," ucap Andi.

Meski begitu, tidak seperti Amundsen-Scott Observatory di Antartika (90°LS) yang menjadi tempat beberapa peneliti.

Di lokasi ini, Andi mengatakan, sudah jelas saat Solstis Juni, malam harinya 24 jam. Sedangkan saat Solstis Desember, siang harinya 24 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

BMKG Deteksi Kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W, Apa Dampaknya?

Tren
Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Penyebab Anjing Peliharaan Tidur Berlebihan, Kapan Anda Perlu Khawatir?

Tren
Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Apa Itu Turbulensi? Ini Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya pada Pesawat

Tren
Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Harga dan Cara Beli Tiket Fanmeeting Byeon Wooseok di Jakarta

Tren
Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Soal Kasus Fat Cat di China, Polisi Sebut Mantan Pacar Tidak Bersalah

Tren
Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Meteor Biru Melintasi Langit Spanyol dan Portugal, Ini Penjelasan Badan Antariksa Eropa

Tren
7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

7 Orang Dekat SYL yang Disebut Dapat Duit dari Kementan

Tren
Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Penjelasan TNI AL soal Lettu Eko Disebut Akhiri Hidup karena Judi

Tren
Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Ada 2 WNI, Ini Daftar Penumpang Singapore Airlines yang Alami Turbulensi

Tren
Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Angka Kematian akibat Kecelakaan di Swedia Terendah, Apa Rahasianya?

Tren
Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Viral, Video Balita Ketumpahan Minyak Panas di Yogyakarta, Ini Kronologinya

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Ceknya

Tren
Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Virus Raksasa Berusia 1,5 Miliar Tahun Ditemukan di Yellowstone, Ungkap Asal-usul Kehidupan di Bumi

Tren
3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

3 Cara Melihat Aplikasi dan Situs yang Terhubung dengan Akun Google

Tren
BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 22-23 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com