Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal ChatGPT yang Disebut Akan Akhiri Google, Ini Cara Pakainya

Kompas.com - 12/12/2022, 11:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Warganet di media sosial TikTok, banyak membagikan unggahan mengenai penggunaan Chat GPT yang digunakan untuk menjawab beragam pertanyaan.

Unggahan tersebut salah satunya diunggah oleh akun TikTok @fernandofaqih8.

Dalam video yang diunggahnya, ia terlihat menggunakan Chat GPT untuk menanyakan jawaban soal Matematika yang kemudian dijawab oleh chatbot OpenAI tersebut.

@fernandofaqih8 Membalas kepada @lalatkecil123 #AI #OpenAI ? original sound - Caraaa

Hingga Senin (12/12/2022) unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 2,3 juta kali.

Tak hanya di TikTok warganet Indonesia, sejumlah warganet di luar negeri pun banyak membagikan unggahan terkait ChatGPT.

Disebut akan mengakhiri era dari Google

Sejumlah pihak menilai, kehadiran ChatGPT bisa mengakhiri era monopoli kejayaan Google.

Dikutip dari laman NyPost  ChatGPT bahkan telah mengumpulkan lebih dari 1 juta pengguna di seluruh dunia dengan fungsi-fungsi canggihnya.

Ada beragam hal yang bisa dilakukan oleh ChatGPT seperti menulis esai kompleks,  menuliskan kode pemrograman secara instan. Bahkan, ia bisa menuliskan puisi dan lelucon.

Pengembang Gmail Paul Buchheit menyampaikan Google mungkin tak akan lagi memonopoli pencarian online dengan hadirnya ChatGPT.

“Google mungkin akan bertahan satu atau dua tahun lagi dengan kehadirannya. AI akan menghilangkan halaman hasil mesin pencari, di mana mereka menghasilkan Sebagian besar uang mereka,” tulis Paul.

Menurutnya bahkan jika Google mengejar teknologi artificial intelligence (AI) mungkin mereka tak sepenuhnya bisa menggunakannya lantaran Google harus mengubah total bisnisnya.

ChatGPT bekerja dengan menerapkan algoritma Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF) di mana algoritma tersebut bekerja berdasarkan tanggapan manusia.

Nantinya hasil algoritma ini ditampilkan dalam antarmuka berupa obrolan intuitif sehingga membuatnya terlihat lebih manusiawi dibandingkan mesin telusur.

Sebagai contoh, jika selama ini kita mencari “Berapa dosis maksimal vitamin D per hari” maka mesin telusur akan memberikan hasil berupa tautan ke link misal Healthline.com yang kemudian pengguna akan membaca laman tersebut.

Namun saat mengajukan pertanyaan kepada Open AI maka Anda akan menemukan jawaban yang sudah dirumuskan dari berbagai disertasi yang mendalam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com