KOMPAS.com – Sebuah unggahan video memperlihatkan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang mendapat banyak kalung bunga hampir menutupi wajahnya, viral di TikTok.
Unggahan tersebut diunggah oleh akun TikTok @bobokoku.
Dalam unggahan video tersebut tampak Presiden Perancis dikalungi bunga hingga hampir menutupi seluruh wajahnya. Pengunggah menyebut kejadian itu terjadi di India.
Pada klip berikutnya, terlihat Macron mendapat kalung bunga bahkan hampir memenuhi tubuhnya.
“Momen lucu penyambutan Presiden Perancis di Vrindavan,” tulis akun tersebut.
Istilah Vrindavan merupakan sebutan negara India yang belakangan kerap digunakan oleh warganet.
@bobokoku Saking respect nya,penyambutannya????????#Bokokoku #Hindia#Perancis#penyambutan#Mas ? ZOOM - Jessi
Hingga Senin (12/12/2022) unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 64.900 kali, disukai lebih dari 5.794 pengguna dan mendapat ratusan komentar.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, kejadian yang menunjukkan bahwa Presiden Perancis diberi banyak kalung bunga tersebut memang benar terjadi, namun peristiwa bukanlah kejadian di India.
Dengan penelusuran menggunakan Google Image, didapatkan bahwa sejumlah klip video tersebut berasal dari unggahan akun Twitter @BFMTV.
Peristiwa Macron mendapat kalung bunga ini terjadi saat kunjungannya ke Tuamotu pada 27 Juli 2021. Kepulauan Tuamotu merupakan sebuah kepulauan di Polinesia Prancis. Kepulauan ini terletak di Samudera Pasifik.
Emmanuel Macron reçoit de nombreux colliers de fleurs et coquillages à son arrivée aux Tuamotu pic.twitter.com/jrRJwRqFHq
— BFMTV (@BFMTV) July 27, 2021
Pada detik ke 33 dari video viral di TikTok yang menunjukkan karangan bunga hampir menutupi seluruh tubuhnya merupakan unggahan yang sudah diedit.
Macron memang mendapatkan banyak karangan bunga, namun dirinya tidak mendapat kalung bunga sebanyak itu.
Hal ini sebelumnya juga sudah dicek kebenaran faktanya oleh Reuters. Unggahan yang diedit tersebut menurut Reuters, pertama kali diunggah oleh akun satir @IllumiReptilien.
Video asli yang diedit tersebut awalnya diunggah oleh akun YouTube EuroNews di kanal berikut.