Selain Mapolsek Astanaanyar, ledakan bom panci pernah mengguncang Gereja Katedral Makassar.
Peristiwa memilukan ini terjadi pada Minggu (28/3/2022) pukul 10.20 WITA setelah jemaat gereja setempat selesai mengikuti misa.
Diberitakan Kompas.com, bom panci di Gereja Katedral Makassar tersebut diledakkan oleh pasangan suami-sitri berinisial L dan YSF.
Sebelum bom panci meledak, kedua pelaku sempat mengendarai motor matic dengan pelat nomor DT 5984 MD.
Baca juga: Di Balik Kasus Penusukan Wiranto dan Penangkapan Sejumlah Terduga Teroris
Adapun, L dan YSF terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan dan termasuk pasangan suami-istri baru.
Keduanya sempat dinikahkan oleh Risaldi, pelaku terorisme yang ditembak mati di Makassar pada Januari 2021.
L yang menjadi salah satu pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar sempat meninggalkan surat wasian.
L menuliskan pernyataan siap mati dan bersama YSF juga memberikan doktrin kepada pengikut JAD.
Baca juga: Mengapa Teroris Muncul Saat Ada Peristiwa Besar?
Sebelum pandemi, bom panci pernah meledak di pos polisi Kartasura, Kabupaten Sukoharjo pada Senin (3/6/2019).
Bom panci tersebut diledakkan oleh Rofik Asharudin yang berusia 22 tahun asal Kranggan Kulon, Wirogunan, Kartasura.
Dilansir dari Kompas.com, pelaku bom bunuh diri di pos polisi Sukoharjo tersebut sempat meminta uang dari orangtua.
Tujuannya untuk mendanai pembelian komponen bom panci didapatkan dengan cara mencicil atau kredit.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Teroris Noordin M Top Tewas di Solo
Rofik meledakkan bom panci yang dibawanya sekitar pukul 22.35 WIB menggunakan kaus hitam, celana jeans, dan heaset.
Menurut saksi, ia sempat duduk di trotoar dan bom panci yang dibawanya meledak 10 menit kemudian.