KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi bahwa sudah ada 20 kasus Covid-19 subvarian BN.1 yang terdeteksi di Indonesia sejak Desember 2022.
"Betul, sudah sejak awal Desember 2022," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/12/2022).
Hingga kini, Kemenkes masih mencari tahu apakah subvarian ini yang menyebabkan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia naik atau bukan.
"Kami menemukan satu varian yang berbeda dengan yang lain. Ini yang lagi kami monitor, apakah ini akan menjadi penyebab peningkatan kasus atau tidak di Indonesia," katanya, dikutip dari Antara, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Muncul Subvarian Baru Omicron BN.1, Virus Corona Apa Itu?
Sebagai diketahui, 20 kasus Covid-19 Omicron BN.1 tercatat sejak kasus pertamanya di Kepulauan Riau pada 16 September 2022.
Adapun puluhan kasus subvarian Omicron BN.1 tersebar di berbagai provinsi di Indonesia, yakni:
Menurut Nadia, BN.1 merupakan sublineage dari BA.2.75 yang merupakan turunan dari varian Omicron.
Terkait meningkatnya kasus Omicron BN.1 di Indonesia, ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi dosis ketiga atau vaksin booster.
"Untuk itu penting segera booster pertama untuk usia 18 tahun ke atas, dan lansia melakukan booster kedua (vaksinasi dosis keempat)," kata dia.
Lalu, apa saja gejala yang ditimbulkan saat seseorang terinfeksi subvarian Omicron BN.1?
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui dari Subvarian Baru Omicron BN.1
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.