Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Humor Sekaligus Horror Statistik

Kompas.com - 18/11/2022, 08:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBANYAK 97 persen manusia tidak paham statistik. Syukur alhamdullilah, saya tergolong yang 5 persen." Itu adalah satu di antara sekian banyak humor dan/atau horror tentang yang disebut sebagai statistik, sehingga saya menulis naskah yang sedang anda baca ini.

(Saya sengaja menulis horror dengan dua huruf r demi membedakan dengan horor dengan satu huruf r yang apabila dikaitkan dengan ologi menjadi ilmu mempelajari arloji).

Buku “How To Lie With Statistics” ditulis Darell Huff tergolong An Honest-too-Goodness Bestseller yang menggunakan statistik sebagai umpan-klik sekaligus memantapkan sifat humor-horror yang terkandung di dalam statistik.

Baca juga: Humor Lucu dan Berbahaya

Statistik memang secara kodrati mengandung unsur humor sekaligus horror sebab berupaya mengukur sesuatu yang sebenarnya tidak bisa diukur.

Mengenai statistik dimanfaatkan untuk menyembunyikan hal-hal yang tidak perlu diketahui publik dilukiskan secara statistically correct oleh kartunis Irving Gels pada sampul buku HTLWS dengan kartun menampilkan seorang house-cleaner menyapu debu berupa angka-angka ke bawah sebuah permadani.

Di sampul belakang New York Times berkomen “A hilarious exploration of mathematical mendacity” sementara Atlantic berkomen “A pleasantly subverversive little book guarantedd to undermine your faith in the almighty statistic” memantapkan fakta bahwa humor dan/atau horror memang terkandung di dalam cabang matematika yang disebut sebagai statistik.

KBBI terasa meraba-raba dalam mengambang memaknakan statistik sebagai berikut “n 1 catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; 2 data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala”.

Menarik bahwa KBBI mengunakan istilah “digolong-golongkan” bersuasana kurang mantap mirip “dibuat-buatkan”. Juga “masalah” diataukan dengan “gejala” terasa mengambangkan makna.

Oxford Dictionary memaknakan statistik sebagai “the practice or science of collecting and analyzing numerical data in large quantities, especially for the purpose of inferring proportions in a whole from those in a representative sample”.  Makna itu serupa tapi tidak sama dengan versi Meriem Webster Dictionary sebagai berikut: “a branch of mathematics dealing with the collection, analysis, interpretation, and presentation of masses of numerical data2: a collection of quantitative data.”

Pasti ada alasan tersendiri bahwa Meriem Webster eksplisit mengunakan ajektif kuantitatif demi menegaskan bahwa statistik tidak berurusan dengan kualitas.

Secara humoristik sekaligus horroristic ensiklopedi Brittanica menggabungkan statistik dengan probabilitas sebagai berikut: “the branches of mathematics concerned with the laws governing random events, including the collection, analysis, interpretation, and display of numerical data. Probability has its origin in the study of gambling and insurance in the 17th century, and it is now an indispensable tool of both social and natural sciences. Statistics may be said to have its origin in census counts taken thousands of years ago; as a distinct scientific discipline, however, it was developed in the early 19th century as the study of populations, economies, and moralactions and later in that century as the mathematical tool for analyzing such numbers.”

Untuk lebih memahami zat humor dan horror di dalam statistik mari kita simak apa kata para tokoh mengenai statistik. Friederich Nietzsche sempat kejam bilang bahwa statistik sebenarnya sama sekali bukan data tetapi sekedar interpretasi.

Aaron Levenstein erotis sesumbar bahwa “Statistics are like a bikini. What they reveal is suggestive, but what they conceal is vital”.

Baca juga: Yang Boleh Bebas dari Penjara, Hanya Humor

Sementara Pavel E Guarisme jujur bilang, “To be a statistican is great! You never have to be "absolutely sure" of anything... being "reasonably certain" is enough!”.

Saya pribadi menganggap judul buku How To Lie With Statistics agak berlebihan dalam menyudutkan statistik secara kurang adil. Pada hakikatnya fakta membuktikan secara tak terbantahkan bahwa kaum politisi secara alami sudah terbukti mampu bahkan piawai dalam keterampilan berdusta tanpa butuh deodoran statistik.

Janji politik memang dibuat demi diingkari tanpa perlu disolek dengan data statistik. Bahkan dengan angka, statistik justru potensial membakukan janji sehingga malah makin sulit diingkari.

Di samping fakta juga sudah cukup membuktikan bahwa data statistik bisa dipesan oleh yang membeli data statistik secara fleksibel maka siap disesuaikan dengan kehendak sang pembeli data statistik. Sesuai semangat "maju tak gentar membela yang bayar".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com