Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Humor Lucu dan Berbahaya

Kompas.com - 05/11/2022, 05:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA tidak tahu siapa pembuat kartun lucu dan berbahaya yang saya gunakan sebagai ilustrasi utama naskah “Humor Lucu dan Berbahaya” yang sedang Anda baca
ini.

Namun dari rambut palsu gaya Georg Friedrich Haendel yang dikenakan sang hakim pada kartun lucu, tetapi … eh … dan berbahaya itu dapat disimpulkan bahwa kartun lucu dan berbahaya itu pasti bukan buatan orang Indonesia.

Meski bisa juga kartun lucu dan berbahaya itu ternyata bikinan orang Indonesia, namun demi menghindari risiko dipolisikan, maka sengaja disamarkan agar tidak ketahuan bahwa yang bikin orang Indonesia.

Teks juga sengaja bahasa Inggris demi sengaja menghilangkan jejak bahwa yang bikin orang Indonesia.

Bahasa Inggris juga lebih aman sebab belum tentu semua orang Indonesia mengerti inti makna kelucuan sekaligus keberbahayaan kartun itu.

Ketika pertama kali saya menyimak kartun lucu dan berbahaya itu langsung beranekaragam reaksi emosional lincah menyelinapkan diri ke dalam lubuk sanubari terdalam saya.

Jelas syahwat humor saya langsung terangsang. Namun secara bersamaan nurani ketakutan saya juga bergejolak meski sambil diimbangi rasa syukur bahwa saya sama sekali tidak terlibat di dalam proses pembuatan kartun lucu namun sekaligus berbahaya itu.

Tidak jelas kartun itu sebenarnya humor atau horor. Sebagai sesama kartunis terus terang saya juga terbebani rasa iri mengenai kenapa bukan saya yang mampu membuat kartun sedemikian lucu itu.

Mampu mungkin mampu, namun pasti saya tidak mau. Maka rasa iri segera tersingkirkan oleh rasa malu sebab saya pasti tidak berani bikin kartun lucu dan berbahaya selucu dan seberbahaya kartun lucu dan berbahaya buatan entah siapa itu pokoknya bukan saya.

Mustahil saya berani akibat sudah terlanjur matang tergodok di dalam Kawah Candradimuka masa Orba untuk jangan sekali-kali berani bikin kartun lucu dan berbahaya agar tidak mendadak hilang lenyap akibat dipetruskan entah oleh siapa.

Makin mengerikan bahwa yang terancam dihilang-lenyapkan bukan diri saya sendiri saja, tetapi juga sanak keluarga serta handai taulan saya.

Namun saya terpaksa hanya berperan menjadi terdakwa yang cuma bisa ketakutan belaka seperti pada kartun lucu dan berbahaya itu akibat tidak berdaya melawan ketidak-adilan yang masih meradang di persada Tanah Air Udara nan gemah ripah loh jinawi, tata tenteram kerta raharja ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com