Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kabupaten/Kota dengan Kasus Gangguan Ginjal Akut Terbanyak

Kompas.com - 28/10/2022, 10:25 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperbarui jumlah kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury/AKI) di Indonesia.

Melalui konferensi pers yang digelar Kamis (27/10/2022), Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, jumlah kasus gagal ginjal akut progresif atipikal mencapai 269 kasus per tanggal 26 Oktober 2022.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 73 kasus masih dirawat, 157 kasus meninggal, dan 39 kasus sembuh.

Syahril juga menjelaskan gejala khas gangguan ginjal akut yaitu adanya gangguan buang air kecil seperti penurunan volume urine (oliguria) atau malah tidak buang air kecil sama sekali (anuria).

"Sebagai contoh, biasanya 10 kali buang air kecil tapi sekarang kok cuma 5 kali atau 4 kali. Begitu pun jumlahnya, biasanya pampersnya basah semua tapi sekarang kok tidak," ujar Syahril.

Jika sudah tidak buang kecil sama sekali, maka sudah masuk stadium 3 atau berat.

Baca juga: Berpotensi Merusak Ginjal, Jangan Berlebihan Mengonsumsi Minuman Ini!

"Dari data yang ada 143 (kasus) atau 53 persen anuria, jadi betul-betul sudah tidak keluar air kencing. Kemudian yang oliguria itu 22 persen," tutur Syahril.

Gejala khas itu dimulai dari gejala awal atau prodormal, yaitu demam, kehilangan napsu makan, malaise, mual, muntah, ISPA, diare, nyeri bagian perut, dehidrasi, dan pendarahan.

Dia mengimbau kepada para orang tua untuk berhati-hati jika mendapati gejala awal. Gejala awal tersebut bisa terjadi 1-5 hari, kemudian diikuti dengan gejala berikutnya.

Kasus gangguan ginjal akut ini terjadi di 27 provinsi di Indonesia. 10 provinsi teratas adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sementara itu 10 kabupaten/kota yang memiilki jumlah kasus gangguan ginjal akut terbanyak adalah sebagai berikut:

1. Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta

Meninggal dunia: 12
Sedang dalam pengobatan: 11
Sembuh: 1
Total: 24

2. Kota Banda Aceh, Aceh

Meninggal dunia: 10
Sedang dalam pengobatan: 2
Sembuh: 1
Total: 13

3. Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Meninggal dunia: 4
Sedang dalam pengobatan: 5
Sembuh: 2
Total: 11

4. Kota Denpasar, Bali

Meninggal dunia: 7
Sedang dalam pengobatan: 0
Sembuh: 4
Total: 11

5. Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta

Meninggal dunia: 6
Sedang dalam pengobatan: 1
Sembuh: 1
Total: 8

6. Tangerang, Banten

Meninggal dunia: 6
Sedang dalam pengobatan: 0
Sembuh: 2
Total: 8

7. Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta

Meninggal dunia: 3
Sedang dalam pengobatan: 3
Sembuh: 1
Total: 7

8. Kota Depok, Jawa Barat

Meninggal dunia: 4
Sedang dalam pengobatan: 2
Sembuh: 1
Total: 7

9. Bekasi, Jawa Barat

Meninggal dunia: 4
Sedang dalam pengobatan: 2
Sembuh: 0
Total: 6

10. Kota Tangerang, Banten

Meninggal dunia: 4
Sedang dalam pengobatan: 2
Sembuh: 0
Total: 6.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com