Bisnis penerbangan juga menjadi salah satu catatan kaki dalam perjalanan industri penerbangan nasional. Seperti diketahui, hingga saat ini harga tiket pesawat masih berada di level tarif batas atas.
Masyarakat, bahkan seorang Menteri Pariwisata Sandiaga Uno juga mengaku resah. Karena tingginya harga tiket ini memengaruhi banyak hal, termasuk di antaranya kunjungan wisatawan yang sebagian besar menggunakan transportasi pesawat.
Badan Pusat Statistik (BPS) berkali-kali menyatakan bahwa harga tiket pesawat yang mahal ini juga turut memengaruhi laju inflasi nasional. Dengan prediksi kondisi perekonomian global yang gelap di tahun 2023, tentu saja bisnis penerbangan dengan harga tiket yang tinggi tersebut harus pula dicermati, jangan sampai menjadi bagian gelap dari perekonomian di tahun depan dan merugikan masyarakat.
Memang tidak bisa dimungkiri, pada saat ini maskapai penerbangan berlomba mengumpulkan pendapatan untuk mengembalikan kondisi finansialnya yang terpuruk selama pandemi.
Sedikitnya jumlah pesawat yang bisa dioperasionalkan menjadi salah satu keuntungan bagi mereka, karena tingkat keterisian pesawat menjadi semakin tinggi.
Hal tersebut tentu saja harus dikendalikan oleh pemerintah selaku regulator penerbangan, mengingat penerbangan saat ini menjadi transportasi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Bagaimanapun harus diberlakukan keseimbangan antara kepentingan maskapai dan daya beli masyarakat.
Namun demikian, harus dijaga agar tidak terjadi lagi perang harga antar maskapai. Maskapai tidak boleh menjual harga tiket terlalu murah.
Walaupun awalnya menguntungkan masyarakat, tetapi bisa mematikan persaingan dengan maskapai lain yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya terjadi monopoli dan akhirnya merugikan masyarakat dalam jangka panjang.
Semoga catatan kaki ini bukan sekedar menjadi hiasan dalam perjalanan penerbangan nasional yang sudah hampir menyentuh satu abad.
Namun menjadi perhatian untuk perbaikan ke depannya oleh semua stakeholder sehingga penerbangan nasional benar-benar menjadi urat nadi perikehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.