Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catatan Kaki untuk Penerbangan Indonesia

Pesawat yang kemudian diberi label bendera Merah Putih itu pun berhasil diterbangkan di atas langit lapangan terbang Maguwo, Yogyakarta dan menjadi pesawat Indonesia pertama yang berhasil terbang.

Penerbangan Indonesia kemudian terus berkembang baik militer maupun sipil. Penerbangan sipil bahkan menjadi sangat penting bagi bangsa Indonesia, terutama untuk mengangkut penumpang dan barang kargo dari satu pulau ke pulau lain di negara kepulauan ini.

Namun masih ada beberapa catatan kaki yang harus segera diperbaiki agar penerbangan sipil Indonesia benar-benar menjadi moda transportasi yang selamat, aman, nyaman, serta terjangkau oleh masyarakat sekaligus juga menguntungkan bagi pelaku bisisnya sehingga investasi di bidang ini bisa terus berkembang.

Keselamatan penerbangan

Hanya beberapa jam sebelum memasuki tanggal 27 Oktober 2022, kita disuguhi berita tentang insiden serius yang dialami pesawat Boeing 737-800 NG yang dioperasikan Lion Air untuk rute Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang.

Pesawat dengan nomor penerbangan JT 330 itu lepas landas pukul 17.13 WIB, namun harus return to base (RTB) atau kembali ke bandara asal hanya 30 menit setelah mengudara.

Di media massa diberitakan bahwa penumpang sempat melihat adanya api di sayap, tempat mesin pesawat.

Maskapai Lion Air juga menyatakan ada yang tidak beres di mesin pesawat. Beruntung pilot berhasil membawa pesawat RTB dengan sukses, dan penumpang dapat dievakuasi dengan selamat.

Tentu kita harus mengapresiasi  kinerja sepasang pilot tersebut pada saat itu. Namun kejadian ini harus menjadi perhatian serius, diselidiki dan diinvestigasi lebih dalam agar jangan terulang lagi dan dicegah jangan sampai menyebabkan kecelakaan yang lebih fatal.

Kondisi penerbangan saat ini, baik global maupun nasional memang sangat pelik. Setelah lebih dari dua tahun terpuruk dihantam pandemi Covid-19, bisnis penerbangan saat ini mengalami rebound atau titik balik.

Selama pandemi itu, banyak pesawat dikandangkan, kru-nya dirumahkan bahkan di-PHK (putus hubungan kerja). Namun saat ini, seiring menurunnya pandemi Covid-19, permintaan masyarakat akan penerbangan meningkat.

Pesawat dan kru yang tadinya dikandangkan dan dirumahkan, segera dipekerjakan lagi. Selain memenuhi keinginan masyarakat untuk terbang, tentu saja juga kesempatan bagi maskapai untuk menangguk untung, mengembalikan aliran dana (cash flow) perusahaan yang sempat macet selama dua tahun dihantam pandemi.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, pada Januari-Juni 2022 atau semester 1, jumlah keberangkatan pesawat terbang domestik dan internasional sudah mencapai 240.280 penerbangan.

Artinya sudah lebih dari separuh penerbangan jika dibandingkan tahun 2021 yang jumlahnya 367.574 penerbangan atau tahun 2020 dengan 463.816 penerbangan.

Jumlah penumpang yang diangkut pada semester 1 tahun 2022 ini juga sudah mencapai 29,4 juta penumpang atau hampir menyamai jumlah penumpang di 2021 yaitu 34,7 juta penumpang dan tahun 2020 sebanyak 42,5 juta penumpang.

Peningkatan tajam ini menggembirakan di sisi bisnis tapi juga harus diwaspadai di sisi keselamatan dan keamanan.

Pesawat yang selama ini dikandangkan, harus benar-benar dipersiapkan dengan baik sehingga layak terbang. Begitupun kru pesawat, harus dilatih kembali sehingga benar-benar siap menerbangan pesawat dengan selamat.

Dalam penerbangan, dikenal motto bahwa “the sky is vast, but there’s no room from error”. Artinya tidak ada toleransi bagi kesalahan sedikit pun dalam penerbangan karena hal itu bisa berpotensi besar menyebabkan kecelakaan fatal dan merenggut banyak nyawa manusia.

Untuk itu jauh sebelum dilakukan operasional penerbangan, harus dicek semua sarana dan prasarananya. Bukan hanya pesawat dan kru-nya, tapi juga bandara, navigasi bahkan hingga manajemen maskapai dan perusahaan pendukungnya.

Pengecekan harus dilakukan oleh maskapai dan perusahaan masing-masing serta harus diawasi, diinspeksi, dimonitor, dan dikendalikan oleh regulator penerbangan atau Kementerian Perhubungan. Menurut UU Penerbangan, Menteri Perhubungan adalah penanggung jawab keselamatan penerbangan nasional.

Menurut Prof Patrick Hudson dari Centre for Safety Science, Leiden University, keselamatan pada maskapai penerbangan mempunyai lima tingkatan. Dari tingkat paling rendah hingga paling tinggi adalah pathological, reactive, calculative, proactive dan generative.

Sebuah maskapai bisa meningkat keselamatannya atau bahkan bisa menurun tergantung situasi yang dihadapi, seperti misalnya kondisi keuangan, persaingan bisnis dan hal-hal lainnya.

Untuk itu memang diperlukan pengawas dan sistem serta operasional pengawasan oleh regulator yang juga baik sehingga maskapai tetap bisa menjaga keselamatannya sekaligus juga tetap bisa menjalankan bisnisnya dengan lancar.

Dalam kondisi pasca pandemi yang menyebabkan industri penerbangan terpuruk, hal-hal tersebut memang menjadi kondisi yang menantang.

Indonesia tidak sendiri. Tanggal 23 Oktober lalu, pesawat A330 Korean Air juga mengalami overshoot dan terperosok di Bandara Mactan, Cebu, Filipina. Padahal Korean Air baru saja diumumkan sebagai salah satu dari 10 maskapai terbaik di dunia menurut lembaga penerbangan berpengaruh, Skytrax Internasional.

Di Indonesia, menurut Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tren kecelakaan penerbangan di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat.

Pada tahun 2017 ada 9 kecelakaan, tahun 2018 (12 kecelakaan), tahun 2019 (8 kecelakaan) dan di tahun 2020 dan 2021 masing-masing 9 kecelakaan. Namun patut diingat bahwa sejak tahun 2019, 2020 dan 2021, jumlah penerbangan menurun dibanding tahun 2018.

Dengan demikian tren kecelakaan (accident dan serious incident) per satu juta penerbangan Indonesia juga terus meningkat. Pada tahun 2017 tren-nya 3,9; tahun 2018 trennya 2,7; tahun 2019 trennya 4,2; tahun 2020 trennya 6,5; dan tahun 2021 trennya 5,4.

Tren kecelakaan Indonesia ini melebihi tren global yaitu 2,4 (2017); 2,6 (2018); 2,9 (2019); dan 3,8 (2020).

Peningkatan jumlah operasional penerbangan yang sudah dimulai pada awal tahun 2022 ini tentu saja harus diwaspadai. Jangan sampai jumlah kecelakaan dan insiden serius juga ikut bertambah dan membuat bangsa Indonesia menangis lagi.

Bisnis penerbangan

Bisnis penerbangan juga menjadi salah satu catatan kaki dalam perjalanan industri penerbangan nasional. Seperti diketahui, hingga saat ini harga tiket pesawat masih berada di level tarif batas atas.

Masyarakat, bahkan seorang Menteri Pariwisata Sandiaga Uno juga mengaku resah. Karena tingginya harga tiket ini memengaruhi banyak hal, termasuk di antaranya kunjungan wisatawan yang sebagian besar menggunakan transportasi pesawat.

Badan Pusat Statistik (BPS) berkali-kali menyatakan bahwa harga tiket pesawat yang mahal ini juga turut memengaruhi laju inflasi nasional. Dengan prediksi kondisi perekonomian global yang gelap di tahun 2023, tentu saja bisnis penerbangan dengan harga tiket yang tinggi tersebut harus pula dicermati, jangan sampai menjadi bagian gelap dari perekonomian di tahun depan dan merugikan masyarakat.

Memang tidak bisa dimungkiri, pada saat ini maskapai penerbangan berlomba mengumpulkan pendapatan untuk mengembalikan kondisi finansialnya yang terpuruk selama pandemi.

Sedikitnya jumlah pesawat yang bisa dioperasionalkan menjadi salah satu keuntungan bagi mereka, karena tingkat keterisian pesawat menjadi semakin tinggi.

Hal tersebut tentu saja harus dikendalikan oleh pemerintah selaku regulator penerbangan, mengingat penerbangan saat ini menjadi transportasi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Bagaimanapun harus diberlakukan keseimbangan antara kepentingan maskapai dan daya beli masyarakat.

Namun demikian,  harus dijaga agar tidak terjadi lagi perang harga antar maskapai. Maskapai tidak boleh menjual harga tiket terlalu murah.

Walaupun awalnya menguntungkan masyarakat, tetapi bisa mematikan persaingan dengan maskapai lain yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya terjadi monopoli dan akhirnya merugikan masyarakat dalam jangka panjang.

Semoga catatan kaki ini bukan sekedar menjadi hiasan dalam perjalanan penerbangan nasional yang sudah hampir menyentuh satu abad.

Namun menjadi perhatian untuk perbaikan ke depannya oleh semua stakeholder sehingga penerbangan nasional benar-benar menjadi urat nadi perikehidupan bangsa Indonesia yang lebih baik.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/10/27/161405465/catatan-kaki-untuk-penerbangan-indonesia

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke