Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Obat Gagal Ginjal Fomepizole, Cara Kerja hingga Efek Samping

Kompas.com - 25/10/2022, 15:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah akan mendatangkan 200 vial obat penawar (antidotum) fomepizole untuk menangani gangguan gagal ginjal akut yang terjadi di Indonesia. 

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (22/10/2022), ratusan vial obat tersebut didatangkan dari Australia dan Singapura. 

Pemesanan obat itu dilakukan karena adanya perbaikan pada pasien gagal ginjal setelah diberi Fomepizone.

"Perubahannya begini, mulai keluar lagi air kencingnya. Keadaannya juga membaik. Tapi yang stabil juga ada, maka kita tunggu saja. Artinya reaksi ini ada yang bagus," ujar Juru Bicara Kemenkes, Syahril.

Lalu, apa saja hal yang perlu diketahui dari Fomepizole?

Lantaran diharapkan dapat menyembuhkan pasien gagal ginjal, berikut 5 hal yang perlu diketahui seputar obat fomepizole.

1. Apa itu fomepizole?

Dilansir dari RXlist, (1/8/2021), Antizol (fomepizole) injeksi adalah inhibitor kompetitif alkohol dehidrogenase.

Nama kimia fomepizole adalah 4-methylpyrazole. Ia memiliki rumus molekul C 4 H 6 N 2 dan berat molekul 82,1.

Wujudnya merupakan cairan bening hingga kuning pada suhu kamar. Tiap vial mengandung 1,5 mL (1 g/mL) fomepizole.

2. Kegunaan

Fomepizole berfungsi sebagai penangkal yang digunakan untuk mengobati keracunan dengan etilen glikol (antibeku) atau metanol (terkandung dalam pelarut, bahan bakar, dan bahan kimia rumah tangga atau otomotif lainnya).

Obat ini terkadang digunakan bersama dengan hemodialisis untuk membersihkan tubuh dari racun.

3. Cara kerja fomepizole

Jika keracunan etilen glikol atau metanol tidak diobati, perkembangan alami keracunan menyebabkan akumulasi metabolit beracun, termasuk asam glikolat dan oksalat (keracunan etilen glikol) dan asam format (keracunan metanol).

Metabolit ini dapat menyebabkan asidosis metabolik, mual/muntah, kejang, stupor, koma, kalsium oksaluria, nekrosis tubular akut, kebutaan, dan kematian.

Diagnosis keracunan ini mungkin sulit karena konsentrasi etilen glikol dan metanol berkurang dalam darah karena dimetabolisme menjadi metabolitnya masing-masing.

Oleh karena itu, konsentrasi etilen glikol dan metanol dan keseimbangan asam basa, sebagaimana ditentukan oleh elektrolit serum (celah anion) dan/atau analisis gas darah arteri, harus sering dipantau dan digunakan untuk memandu pengobatan.

Pengobatan terdiri dari memblokir pembentukan metabolit toksik menggunakan inhibitor alkohol dehidrogenase, seperti Antizol (fomepizol), dan koreksi kelainan metabolisme.

Pada pasien dengan konsentrasi etilen glikol atau metanol tinggi (≥ 50 mg/dL), asidosis metabolik yang signifikan, atau gagal ginjal, hemodialisis harus dipertimbangkan untuk menghilangkan etilen glikol atau metanol dan metabolit toksik masing-masing alkohol ini.

4. Dosis dan administrasi

Dosis pemuatan fomepizole yakni 15 mg/kg, diikuti dengan dosis 10 mg/kg setiap 12 jam untuk 4 dosis, kemudian 15 mg/kg setiap 12 jam setelahnya sampai konsentrasi etilen glikol atau metanol tidak terdeteksi atau telah berkurang di bawah 20 mg/dL, dan pasien tidak menunjukkan gejala dengan pH normal.

Semua dosis harus diberikan sebagai infus intravena lambat selama 30 menit.

Jangan gunakan jarum suntik polikarbonat atau jarum yang mengandung polikarbonat (termasuk jarum filter polikarbonat) saat mengencerkan atau memberikan Antizol (fomepizol).

Sebab, fomepizol dapat berinteraksi dengan polikarbonat, mengganggu integritas jarum suntik dan/atau komponen jarum yang mengandung polikarbonat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com