Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Zaman Gelap Tidak Gelap-gelap Amat

Kompas.com - 02/10/2022, 05:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JIKA yang disebut sebagai Dark Ages atau Zaman Gelap adalah masa di mana pada malam hari suasana gelap-gulita akibat memang belum ditemukannya teknologi lampu pijar, maka sebutan itu memang benar adanya.

Pada Zaman Gelap suasana peradaban umat manusia malam hari memang relatif lebih gelap dibandingkan dengan suasana malam hari pada abad XXI yang gemerlap dengan sinar lampu-lampu neon sampai sinar laser yang memang lebih terang-benderang ketimbang sinar obor apalagi sinar lilin.

Pada masa Zaman Gelap memang masyarakat Eropa sangat patuh kepada gereja sehingga mengorientasikan segala sesuatu kepada Tuhan. Doa menjadi kegiatan penting pada Zaman Gelap.

Meskipun demikian, sama sekali bukan berarti masyarakat Zaman Gelap berhenti untuk meneliti, menelaah serta membangun dunia di sekeliling mereka.

Justru pada Zaman Gelap dibangunlah katedral-katedral akbar dengan arsitektur serta teknologi bangunan menggetar sukma mulai dari gaya Carolingian pada Palatine Chapel, Ottonian pada St Michael’s Hildesheim, Romanesque pada Vézelay, High Gothic: spires pada Chartres, plain towers pada Notre Dame, Late Gothic pada Rouen.

Tidak semua sejarawan menganggap sains berada pada masa gelap akibat ditekan oleh gereja.

Sejarawan Universitas Cambridge, Seb Falk mengoreksi segenap tafsir keliru terhadap Dark Ages dengan kitab kelirumologi legendaris berjudul The Light Ages dan sub-judul The Surprising Story of Medieval Science berdasar catatan harian seorang paderi merangkap astronom abad ke 14 bernama John Weswyk.

Dari catatan harian John Weswyk, Prof Seb Falk memperoleh kesadaran kelirumologis bahwa yang disebut sebagai Dark Ages pada kenyataannya tidak terlalu gelap-gelap amat.

Di samping warisan mahakarya arsitektural Gotik yang hanya bisa dirancang dan didirikan dengan dukungan ilmu matematika dan ilmu fisika maupun engineering yang jelas tidak sederhana sebenarnya para ilmuwan dan pemikir Dark Ages sedang sibuk mempersiapkan masa kebangkitan yang kini dikenal dengan sebutan Rennaisance sebagai cikal-bakal peradaban Barat termasuk Eropa dan Amerika Serikat masa kini.

Benda sains dan teknologi mahakarya Dark Ages yang paling memesona Prof. Falk adalah apa yang disebut sebagai astrolabe untuk mengukur waktu serta gerak benda langit, mengukur ketinggian bangunan bahkan menyelenggarakan kalkulasi tirgonometri.

Seb Falk juga mengagumi ilmu hitung Romawi yang digunakan pada masa Abad Gelap yang sayang sudah ditinggalkan oleh masyarakat yang disebut modern sehingga menimbulkan celah-celah kesenjangan cara berpikir matematikal masa kini dibandingkan dengan masa lalu.

Namun kesadaran kelirumologis Seb Falk yang paling mencerahkan tersirat dan tersurat pada wejangan beliau tentang pemikiran saintifik perlu didekati dengan kerendahan hati “Mocking previous scientific methods and ideas does not help build and expand on the scientific world. Without medieval science and the discoveries made during that time period, modern advancements in science might have never happened.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiaannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Gratis, Ini 3 Jenis Layanan yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sesuai Perpres Terbaru

Tren
Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Respons Kemenkominfo soal Akun Media Sosial Kampus Jadi Sasaran Peretasan Judi Online

Tren
Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Ketahui, Ini 8 Suplemen yang Bisa Sebabkan Sakit Perut

Tren
Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Batu Kuno Ungkap Alasan Bolos Kerja 3.200 Tahun Lalu, Istri Berdarah dan Membalsam Mayat Kerabat

Tren
Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Tren
Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Tren
Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Ikang Fawzi Antre Layanan di Kantor BPJS Selama 6 Jam, BPJS Kesehatan: Terjadi Gangguan

Tren
Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Beredar Isu Badai Matahari 2025 Hilangkan Akses Internet Berbulan-bulan, Ini Penjelasan Ahli

Tren
Mengenal Jampidsus, Unsur 'Pemberantas Korupsi' Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Mengenal Jampidsus, Unsur "Pemberantas Korupsi" Kejagung yang Diduga Dikuntit Densus 88

Tren
Starlink dan Literasi Geospasial

Starlink dan Literasi Geospasial

Tren
Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...

Tren
5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

5 Kasus Besar yang Tengah Ditangani Jampidsus di Tengah Dugaan Penguntitan Densus 88

Tren
Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Potensi Manfaat Konsumsi Kunyit Putih Setiap Hari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com