Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Cakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden yang Terlibat G-30-S

Kompas.com - 01/10/2022, 09:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

KOMPAS.com - Peristiwa G-30-S tidak hanya melibatkan PKI namun juga terdapat unsur Pasukan Cakrabirawa.

Pasukan Pengawal Presiden Sukarno ini pada dini hari 1 Oktober 1965 melakukan penculikan terhadap 7 jenderal TNI Angkatan Darat.

Para perwira TNI AD ini lalu disiksa dan dibantai dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta.

Baca juga: Mengenal Pasukan Cakrabirawa dalam Peristiwa G-30-S

Sejarah Pasukan Cakrabirawa

Pasukan Cakrabirawa menjadi cikal bakal dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). 

Dikutip dari Kompas.com, sejarah Pasukan Cakrabirawa berawal dari Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai), yaitu Pengawalan presiden yang ada sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Dalam buku, Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno (2014) karya Asvi Arwan Adam dkk, di setiap karesidenan memiliki kesatuan Polisi Istimewa.

Di Jakarta Raya, saat itu kesatuan Polisi Istimewa disebut Polisi Macan.

Pada awal 1945, Gatot Suwiryo sebagai pimpinan Polisi Macan, memindahkan anggotanya ke Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo.

Berdasarkan buku Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967 (1999) karya Mangil Martawodijojo, tugas utama Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden (PPPP) adalah menjaga keselamatan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh anggota keluarganya.

Beberapa peristiwa yang tecatat mengenai tugas-tugas PPPP, di antaraya:

  • Mengamankan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
  • Membantu pengamanan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada bulan September 1945.
  • Mengawal rombongan Presiden dan Wakil Presiden dalam perjalanan secara rahasia menggunakan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta pada 3 Januari 1946.

Namun, karena banyaknya ancaman yang membahayakan nyawa Presiden Soekarno, Mangil membentuk Detasemen Kawal Pribadi (DKP).

Baca juga: Mengenal Pasukan Cakrabirawa, Pengawal Presiden Soekarno

 

Terbentuknya Resimen Cakrabirawa

Mantan kapten tim nasional Indonesia dan Ketua Umum PSSI, Maulwi Saelan.Dok. Bola Mantan kapten tim nasional Indonesia dan Ketua Umum PSSI, Maulwi Saelan.

Beberapa peristiwa penyerangan presiden terjadi karena mata rantai pengamanan presiden saat itu dinilai belum sempurna, sehingga masih ada celah dan dapat ditembus orang-orang yang akan mencelakai presiden.

Setelah terjadinya percobaan pembunuhan Soekarno pada saat Shalat Idul Adha 14 Mei 1962, Letnan Kolonel CMP Sabur menghadap ke Istana Merdeka dan memberikan laporan bahwa DKP berencana membentuk pasukan pengawal Istana Presiden yang lebih sempurna.

Letnan Sabur kemudian menghadap kepada empat Panglima Angkatan Bersenjata (AD, AL, AU, dan Kepolisian) untuk meminta satu batalyon prajurit terbaik dari setiap angkatan untuk ikut bertugas mewakili angkatan masing-masing dalam tugas mengawal Presiden.

Sabur dibantu beberapa perwira, di antaranya Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari Kepolisian, seorang mayor udara, dan seorang mayor laut.

Mereka sering rapat dan membahas pasukan pengawal presiden.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya 6 Juni 1962, Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan No 211/Pit/1962 tentang pembentukan resimen khusus yang bertanggung jawab menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya.

Sekaligus terbentuk Resimen Cakrabirawa. Soekarno sangat menyukai pertunjukan wayang kulit, sehingga pasukan khusus tersebut diberi nama Tjakrabirawa (Cakrabirawa).

Tjakrabirawa adalah senjata ampuh milik Batara Kresna yang dapat menumpas semua kejahatan di dalam lakon wayang purwa.

Semboyan dari Pasukan Cakrabirawa, yaitu "Dirgayu Satyawira" yang artinya Prajurit Setia Berumur Panjang.

Menurut Maulwi Saelan, tugas dan kewajiban tiap anggota Cakrabirawa berpedoman pada apa yang tertulis dalam badge Resimen Tjakrabirawa yang memiliki arti "seorang prajurit yang terpercayai yang menjaga keselamatan Kepala Negara."

Cakrabirawa baru diresmikan Soekarno pada 6 Juli 1963 di Wina, Austria.

Dengan upacara sederhana, Soekarno menyerahkan tongkat komando dan varet merah tua kepada Sabur.

Pasukan Cakrabirawa

Menurut Soekarno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2018) karya Cindy Adam, Pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3.000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata.

Setiap anggotanya berasal dari pasukan yang andal.

Susunan Resimen Cakrabirawa, sebagai berikut:

  • Komandan Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Sabur
  • Wakil Komanadan Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Maulwi Saelan
  • Kepala staf : Letnan Kolonel Infanteri Maraokeh Santoso
  • Asisten I Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Harun dibantu oleh Kolonel Ali Ebram
  • Asisten II Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel Infanteri Sudjanadi dibantu Mayor Sutarjo dan Mayor Suwondo
  • Asisten III Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel Infanteri Maraokeh Santoso
  • Asisten IV Resimen Cakrabirawa : LetnanKolonel KKO Prawoto yang kemudian diganti oleh Letnan Kolonel Infanteri Rifai. 

Baca juga: Eks Cakrabirawa Kisahkan Detik-detik G-30-S: Penculik Dewan Jenderal Pamit ke Soeharto

 

Cakrabirawa dibubarkan, diganti Paspampres

Tidak semua pasukan Cakrabirawa sebagai oknum dalam G-30-S.

Namun, aksi Letkol Untung dan Lettu Dul Arif yang merupakan motor utama dalam aksi penculikan Jenderal Pahlawan Revolusi, nama Cakrabirawa tercoreng dalam pemerintahan Orde Baru.

Setelah dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar, Resimen Cakrabirawa dibekukan atau dibubarkan pada 28 Maret 1966.

Tugas untuk menjamin keselamatan pribadi Presiden beserta keluarganya diserahkan dan digantikan oleh Satgas Pomad (Polisi Militer Angkatan Darat).

Dalam masa pemerintahan Soeharto, pasukan Angkatan Darat kemudian membentuk lagi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang sampai saat ini masih bertugas menjaga Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.

Hari jadi Paspampres diperingati setiap tanggal 3 Januari. Penetapan hari jadi ini, diambil dari peristiwa bersejarah saat Pasukan Pengawal Pribadi Presiden berhasil menyelamatkan presiden dan wapres serta keluarganya dari Jakarta menuju Yogyakarta pada 3 Januari 1946.

Baca juga: Mengenal Paspampres, Tugas, dan Fungsinya

(Sumber: Kompas.com/Editor: Serafica Gischa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com