KOMPAS.com - Peristiwa G-30-S tidak hanya melibatkan PKI namun juga terdapat unsur Pasukan Cakrabirawa.
Pasukan Pengawal Presiden Sukarno ini pada dini hari 1 Oktober 1965 melakukan penculikan terhadap 7 jenderal TNI Angkatan Darat.
Para perwira TNI AD ini lalu disiksa dan dibantai dalam sebuah sumur tua di daerah Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta.
Baca juga: Mengenal Pasukan Cakrabirawa dalam Peristiwa G-30-S
Pasukan Cakrabirawa menjadi cikal bakal dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Dikutip dari Kompas.com, sejarah Pasukan Cakrabirawa berawal dari Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai), yaitu Pengawalan presiden yang ada sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dalam buku, Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno (2014) karya Asvi Arwan Adam dkk, di setiap karesidenan memiliki kesatuan Polisi Istimewa.
Di Jakarta Raya, saat itu kesatuan Polisi Istimewa disebut Polisi Macan.
Pada awal 1945, Gatot Suwiryo sebagai pimpinan Polisi Macan, memindahkan anggotanya ke Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo.
Berdasarkan buku Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967 (1999) karya Mangil Martawodijojo, tugas utama Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden (PPPP) adalah menjaga keselamatan Presiden dan Wakil Presiden beserta seluruh anggota keluarganya.
Beberapa peristiwa yang tecatat mengenai tugas-tugas PPPP, di antaraya:
Namun, karena banyaknya ancaman yang membahayakan nyawa Presiden Soekarno, Mangil membentuk Detasemen Kawal Pribadi (DKP).
Baca juga: Mengenal Pasukan Cakrabirawa, Pengawal Presiden Soekarno