Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Cakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden yang Terlibat G-30-S

Kompas.com - 01/10/2022, 09:30 WIB
Rizal Setyo Nugroho

Penulis

 

Terbentuknya Resimen Cakrabirawa

Beberapa peristiwa penyerangan presiden terjadi karena mata rantai pengamanan presiden saat itu dinilai belum sempurna, sehingga masih ada celah dan dapat ditembus orang-orang yang akan mencelakai presiden.

Setelah terjadinya percobaan pembunuhan Soekarno pada saat Shalat Idul Adha 14 Mei 1962, Letnan Kolonel CMP Sabur menghadap ke Istana Merdeka dan memberikan laporan bahwa DKP berencana membentuk pasukan pengawal Istana Presiden yang lebih sempurna.

Letnan Sabur kemudian menghadap kepada empat Panglima Angkatan Bersenjata (AD, AL, AU, dan Kepolisian) untuk meminta satu batalyon prajurit terbaik dari setiap angkatan untuk ikut bertugas mewakili angkatan masing-masing dalam tugas mengawal Presiden.

Sabur dibantu beberapa perwira, di antaranya Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari Kepolisian, seorang mayor udara, dan seorang mayor laut.

Mereka sering rapat dan membahas pasukan pengawal presiden.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya 6 Juni 1962, Soekarno mengeluarkan Surat Keputusan No 211/Pit/1962 tentang pembentukan resimen khusus yang bertanggung jawab menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya.

Sekaligus terbentuk Resimen Cakrabirawa. Soekarno sangat menyukai pertunjukan wayang kulit, sehingga pasukan khusus tersebut diberi nama Tjakrabirawa (Cakrabirawa).

Tjakrabirawa adalah senjata ampuh milik Batara Kresna yang dapat menumpas semua kejahatan di dalam lakon wayang purwa.

Semboyan dari Pasukan Cakrabirawa, yaitu "Dirgayu Satyawira" yang artinya Prajurit Setia Berumur Panjang.

Menurut Maulwi Saelan, tugas dan kewajiban tiap anggota Cakrabirawa berpedoman pada apa yang tertulis dalam badge Resimen Tjakrabirawa yang memiliki arti "seorang prajurit yang terpercayai yang menjaga keselamatan Kepala Negara."

Cakrabirawa baru diresmikan Soekarno pada 6 Juli 1963 di Wina, Austria.

Dengan upacara sederhana, Soekarno menyerahkan tongkat komando dan varet merah tua kepada Sabur.

Pasukan Cakrabirawa

Menurut Soekarno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2018) karya Cindy Adam, Pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3.000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata.

Setiap anggotanya berasal dari pasukan yang andal.

Susunan Resimen Cakrabirawa, sebagai berikut:

  • Komandan Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Sabur
  • Wakil Komanadan Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Maulwi Saelan
  • Kepala staf : Letnan Kolonel Infanteri Maraokeh Santoso
  • Asisten I Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel CPM Harun dibantu oleh Kolonel Ali Ebram
  • Asisten II Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel Infanteri Sudjanadi dibantu Mayor Sutarjo dan Mayor Suwondo
  • Asisten III Resimen Cakrabirawa : Letnan Kolonel Infanteri Maraokeh Santoso
  • Asisten IV Resimen Cakrabirawa : LetnanKolonel KKO Prawoto yang kemudian diganti oleh Letnan Kolonel Infanteri Rifai. 

Baca juga: Eks Cakrabirawa Kisahkan Detik-detik G-30-S: Penculik Dewan Jenderal Pamit ke Soeharto

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com