Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bagus, Kurir Ekspedisi yang Kerap Bantu Warga agar Terhindar dari Penipuan Barang Abal-abal

Kompas.com - 30/09/2022, 12:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dari kesadaran itu, Bagus selalu bertanya kepada konsumen apabila ada indikasi barang abal-abal.

Ia menuturkan, ponsel abal-abal biasanya menawarkan spesifikasi RAM 12GB dan memori 512GB, tetapi hanya dijual dengan harga Rp 1 jutaan. Padahal, ponsel dengan keunggulan itu biasanya masuk kategori flagship atau ponsel mahal.

Kendati demikian, beberapa customer tetap memilih untuk mengambil barang itu dan tidak menghiraukan imbauan Bagus.

Soal ini, Bagus memiliki sebuah pengalaman yang tak pernah dilupakannya.

"Jadi ada bapak-bapak beli handphone harganya sekitar Rp 900.000-an, aku udah peringatin, 'Pak ini handphone-nya harganya lumayan dan tokonya kurang jelas. Kalau saran saya di return aja, bapak bisa beli hp bekas di konter dengan harga itu," jelas dia.

"Tapi bapaknya ngotot, 'Tidak apa-apa aku beli saja karena anak di rumah sudah ngarep handphone-nya datang. Aku yakin kok mas handphone-nya oke'. Prosedur kita, Kalau sudah diterima kan harus diproses melalui aplikasi. Nah setelah barang diterima, paket dibayar, proses diterima, otomatis sudah tidak bisa diapa-apain lagi," sambungnya.

Baca juga: Cara Mudah Cek Resi TIKI secara Online

Disarankan tidak membeli barang di Facebook

Dua jam kemudian, Bagus menerima panggilan telepon dari bapak tersebut dan mengaku bahwa ponsel tersebut tidak bisa diaktifkan.

Menurutnya, ia sempat melakukan proses pengembalian di marketplace, tetapi ditolak oleh penjual.

"Akhirnya saya enggak bisa bantu. Kalau saya bantu, berarti saya yang bayar. Kondisi saya kan finansialnya pas-pasan. Itu yang dari pagi sampai sore kepikiran terus," ujarnya.

Dalam seminggu, Bagus menyebut biasanya mendapati kasus pengiriman ponsel abal-abal sebanyak dua kali.

Baca juga: Ramai soal Driver Gojek yang Ditangkap karena Mengantarkan Pesanan Madu Anggur, Ini Penjelasan Polisi

Tak hanya ponsel, Bagus juga kerap menemui adanya barang abal-abal lain yang diantar melalui ekspedisinya, seperti magicom dan sepatu.

"Kalau jenis paket lain, lumayan sering. Misalnya, orang beli rice cooker promo Rp 90.000 dapatnya cuma kardus," kata dia.

Untuk mencegah penipuan, ia kerap melakukan konfirmasi ulang kepada konsumen apabila barang yang dibeli di atas Rp 300.000.

Ke depan, Bagus berharap agar warga lebih cermat dalam membeli barang di marketplace dan tidak mudah tertipu dengan promo tak masuk akal.

Berdasarkan pengalamannya, ia juga menyarankan agar tidak membeli barang di Facebook karena kerap bermasalah.

"Karena kebanyakan orang-orang enggak ngerti, yang penting lihat gambar bagus dan harga murah langsung dibeli," tutupnya.

Bagus hanya satu dari sedikit warga yang terketuk hatinya untuk membantu sesama. Tak melulu hal besar, kebaikan bisa dilakukan sekecil apa pun dimulai dari lingkungan terdekat.

Baca juga: Tokopedia Geser Shopee, Ini 10 Marketplace Paling Banyak Dikunjungi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Marketplace Paling Banyak Dikunjungi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com