KOMPAS.com - Kasus kematian seorang santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PMDG), Jawa Timur berinisial AM, viral di media sosial.
Hal itu setelah orangtua AM asal Palembang, Soimah, mengadu ke pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Saat itu, Hotman Paris tengah berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan pada Minggu (4/9/2022).
Soimah pun mengadu kepada Hotman Paris untuk mencari tahu penyebab kematian AM yang diduga tewas akibat dianiaya.
Baca juga: Kisah Soimah, Mencari Keadilan atas Kematian Anaknya di Ponpes Gontor, Mengadu ke Hotman Paris
Dikutip dari Kompas.com, Senin (5/9/2022), Soimah mengaku mendapat kabar duka dari pengasuh Gontor 1 pada Senin, 22 Agustus 2022, sekitar pukul 10.20 WIB.
"Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022, diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustaz Agus. Itu pun saya tidak tahu siapa ustaz Agus itu, hanya sebagai perwakilan," ujar Soimah dalam surat terbuka yang ia buat dan telah dikonfirmasi Kompas.com, Senin (5/9/2022).
Dalam surat, disebutkan bahwa ustaz Agus adalah perwakilan dari Ponpes Gontor 1.
Agus menjelaskan bahwa AM meninggal dunia akibat kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
“Apalagi anak saya dipercaya sebagai Ketua Perkajum. Mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya,” ujar Soimah.
Tak lama setelah itu, Soimah mendapat laporan dari wali santri lain yang menyebutkan bahwa penyebab AM meninggal bukan karena kelelahan.
Pihak keluarga pun meminta agar peti jenazah AM dibuka untuk memastikan kabar tersebut.
Ketika itu suasana duka kembali pecah. Keluarga melihat kondisi korban bukanlah meninggal akibat jatuh, namun diduga akibat kekerasan.
“Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga. Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima. Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi,” jelasnya.