Faktor tersebut di antaranya adalah adanya fenomena La Nina kategori lemah yang berpengaruh pada tersedianya uap air di atmosfer Indonesia.
Selain itu menurutnya, hujan yang muncul di musim kemarau saat ini juga akibat adanya fenomena Dipole.
“Fenomena Dipole Mode yang sedang signifikan dan cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia bagian Barat,” ujarnya.
Baca juga: Penyebab Hujan di Musim Kemarau Sering Terjadi di Indonesia
Ia lebih jauh mengatakan bahwa skala regional, terpantau aktifnya gelombang rossby ekuatorial.
Gelombang ini dapat memicu intensifikasi pertumbuhan awan hujan dalam beberapa hari ke depan yakni meliputi area di sekitar Sumatera bagian selatan dan di sebagian besar Jawa.
Penyebab yang lain mengenai hujan di musim kemarau adalah adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Sumatera bagian tengah dan selatan.
Serta terjadi pula di sebagian besar Jawa, Bali, sebagian Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Faktor penyebab hujan pada musim kemarau selanjutnya yakni adanya anomali suhu muka laut.
“Anomali suhu muka laut positif di beberapa wilayah perairan Indonesia yang terpantau cukup tinggi dan dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.