Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua PKI DN Aidit: Anak yang Rajin Beribadah dan Pandai Mengaji

Kompas.com - 30/07/2022, 10:00 WIB
Taufieq Renaldi Arfiansyah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

 

Ditembak mati di Boyolali

Ketika menjadi pihak tertuduh, DN Aidit pergi dari Jakarta menuju ke Yogyakarta dan Jawa Tengah, yang menjadi basis PKI, untuk menemui ketua PKI setempat.

Menurut catatan sejarah, DN Aidit tertangkap pada 22 November 1965 malam oleh kelompok yang dipimpin Kolonel Yasir Hadibroto di sebuah rumah di Desa Sambeng, Solo.

Keesokan paginya, DN Aidit ditembak mati oleh pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Yasir Hadibroto di daerah Boyolali.

Meskipun dikatakan bahwa DN Aidit wafat karena ditembak di Boyolali, tidak ada satu pun yang mengetahui keberadaan jasadnya sejak hari itu.

Makam DN Aidit sangat sulit ditemukan.

Bahkan, sang anak juga bersusah payah untuk bisa menemukan makam ayahnya.

Pencarian sang anak baru terjawab setelah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal di Boyolali menghubunginya dan memberitahu bahwa pekarangan belakang mes Kodim disebut-sebut sebagai lokasi makam DN Aidit.

Kontroversi pengakuan DN Aidit soal G30S

Sampai sekarang, otak dari peristiwa G30S masih menjadi misteri.

Begitu pula dengan eksekusi tanpa pengadilan terhadap DN Aidit, yang menjadi kontroversi.

Beberapa pihak menyayangkan eksekusi itu karena banyak yang bisa digali dari DN Aidit, yang notabene sebagai pemimpin PKI.

Kabarnya, sebelum dieksekusi, DN Aidit sempat diinterogasi dan membuat pengakuan sebanyak 50 lembar.

Pengakuan tersebut jatuh ke Risuke Hayashi, koresponden koran berbahasa Inggris yang terbit di Tokyo, Asahi Evening News.

Menurut Asahi, DN Aidit mengaku sebagai penanggung jawab tertinggi peristiwa G30S.

Kendati demikian, hal ini ditampik oleh Wakil Perdana Menteri era Soekarno, Soebandrio.

Menurut Soebandrio, G30S didalangi tentara, dan PKI terseret akibat oknum di dalamnya, salah satunya adalah Sjam Kamaruzaman.

Hal sama juga disampaikan Njoto, yang membantah bahwa hubungan PKI dengan G30S dan pembunuhan Jenderal Angkatan Darat, tidak ada.

Sementara itu, dalam wawancaranya, Kolonel Abdul Latief pernah mengatakan bahwa G30S dirancang untuk menggagalkan upaya kudeta Dewan Jenderal.

Akan tetapi, gerakan itu diselewengkan oleh oknum dalam PKI, hingga akhirnya terjadi pembunuhan jenderal dan PKI dituduh sebagai dalangnya.

Adik DN Aidit, yaitu Murad Aidit, mengatakan bahwa pada malam peristiwa G30S, ia tengah menginap di rumah kakaknya.

Ia menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda atau kesibukan khusus di rumah sang kakak.

Hanya saja, malam itu, DN Aidit menerima beberapa tamu sebelum akhirnya dijemput oleh sejumlah orang dari kediamannya.

Pihak yang menjemput dan tujuan DN Aidit malam itu juga masih menjadi perdebatan.

Murad Aidit menduga ada pengkhianat dalam tubuh PKI yang mengorbankan sang kakak.

Hingga saat ini, tidak pernah ada kejelasan terkait peran DN Aidit dan PKI dalam peristiwa G30S.

Referensi:

  • Seri Buku TEMPO. Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara: KPG
  • Melvin, Jess. (2018). The Army and the Indonesian Genocide: Mechanics of Mass Murder. United Kingdom: Routledge.
  • Ricklefs, M.C. (2001). A History of Modern Indonesia Since c. 1200. Plgrave MacMillan.
  • Zulkifli, Arif. Bagja Hidayat. dkk. (2010). Aidit: Dua Wajah Dipa Nusantara. Jakarta: PT Gramedia.
  • S, Floriberta Aning. (2005). 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia di abad 20. Jakarta: Penerbit Narasi.

(Sumber: Kompas.com/Verelladevanka Adryamarthanino | Editor : Widya Lestari Ningsih)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com