Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Cacing Menumpuk di Babat Sapi, Ini Penjelasan Ahli BRIN

Kompas.com - 13/07/2022, 20:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan babat sapi dipenuhi cacing kecil berwarna merah, viral di media sosial TikTok, Rabu (13/7/2022).

Dalam video itu, terlihat cacing-cacing yang memenuhi babat sapi tersebut tampak seperti cairan merah.

Setelah disiram air panas, cacing-cacing itu pun rontok dan mati.

Video selengkapnya dapat dilihat di sini: Video viral cacing menumpuk di babat sapi.

Baca juga: Tes Usia Mental Sedang Viral, Ini Link dan Cara Mainnya

@abrwt04 jadi gimnaa ???????? @aymanalts ? KAGANANGAN - DJ [???????????????????? ]Hantakan????

Penjelasan ahli

Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kartika Dewi mengatakan, cacing yang ada pada babat sapi itu merupakan Pramphistomum.

"Itu Paramphistomum sp yang biasa menginfeksi hewan memamah biak," kata Kartika kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2022).

Baca juga: Video Viral Kereta Api Disebut Ditilang Polisi, Benarkah? Ini Kata KAI

Menurut Kartika, Paramphistomum adalah cacing pipih parasit yang tergolong dalam anak kelas Digenea, kelas Trematoda, Filum Platyhelminthes. 

Ia menjelaskan, cacing parasit itu bisa menginfeksi sapi dari tanaman yang ditempeli metaserkasia Paramphistomum yang bersifat infektif.

Menurutnya, siklus hidup cacing Paramphistomum ini tidak langsung, sehingga membutuhkan inang perantara.

"Jadi telur yang belum berembrio dikeluarkan bersama feses inang sejatinya (sapi), kemudian di lingkungan yang berair berkembang menjadi telur yang berembrio," jelas dia.

Selanjutnya, telur tersebut berkembang menjadi mirasidium (lava yang menetas). Lava tersebut kemudian mencari siput sebagai inang perantara.

Dari tubuh siput ini, mereka berenang keluar mencari daun dan menempel di sana, sehingga menjadi metaserkaria yang infektif.

"Jika sapi memakan daun tersebut maka sapi bisa terinfeksi Paramphistomum. Cacing tersebut berbahaya bagi hewan karena dapat memakan sari-sari makanan dan menyebabkan luka pada rumen (babat) sapi," ujarnya.

Baca juga: Viral, Cerita Penumpang KA Fajar Utama Sedih dan Kecewa Dapat Kelas Tak Sesuai Keinginan, Ini Kata KAI

 

Bisa menimbulkan kematian ternak

Pada infeksi berat, Kartika menyebut cacing tersebut dapat menimbulkan gastroentritis dan kematian, terutama pada ternak muda.

Kendati demikian, rumen atau babat yang terkontaminasi masih bisa dimakan dengan catatan harus dimasak matang.

Selain itu, cacing Paramphistomum yang ada pada rumen juga tidak pada fase infektif.

"Cacing itu kalau kena air mendidih juga akan mati. Jadi selama dimasak matang, aman untuk dikonsumsi," kata dia.

"Manusia bisa terinfeksi jika tidak sengaja memakan tanaman air yang terdapat metaserkaria yang bersifat infektif," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

[POPULER TREN] Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa | Peringatan Dini Kekeringan di Jateng

Tren
Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com