Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ign Joko Dwiatmoko
Guru

Guru, Blogger dan Penulis Buku

Gugur Gunung, Gamelan dan Filosofi Pancasila Era Digital

Kompas.com - 02/06/2022, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ayo konco ngayahi karyaning projo
Kene-kene kene gugur gunung tandang gawe
Sayuk-sayuk rukun berarengan ro kancane.
Lilo lan legowo kanggo Mulyaning negoro

(Ayo teman-teman, bekerja untuk lingkungan, sini-sini-sini, gotong royong saling rukun dan bersama -sama dengan teman-teman, dengan tulus dan legowo untuk kemuliaan negara)

Cuplikan tembang Gugur Gunung itu tampak dinikmati oleh penabuh gamelan dari kelompok Sang Bagaskara di Buenos Airos Argentina.

Chanel YouTube dari Sudiharto Udik mengunggah rekaman aktivitas para “bule” Argentina yang memainkan kerawitan dengan tembang dari Jawa itu.

Dengan kecanggihan digital propaganda budaya mudah dilakukan dan disebarkan.

Lagu Gugur Gunung mengingatkan akan budaya bangsa yang mengutamakan gotong royong, bersama bekerja rukun, tanpa sekat apapun yang menghalangi. Tulus bekerja untuk kemuliaan negara atau kemajuan bangsa.

Sontak suara tepuk membahana ketika gamelan selesai dimainkan.

Melihat perkembangan sosial politik saat ini, apalagi membaca berita-berita di koran dan media online, banyak berita tidak elok lalu-lalang membuat masyarakat terutama netizen begitu mudah bertengkar, beradu komentar, kasar dan kurang mencerminkan budaya masyarakat timur.

Kebanyakan waton suloyo atau istilah lainnya asal beda.

Beberapa waktu belakangan ini, saya sering mengamati video di YouTube. Judul-judul clickbait, serba bombastis dan terlalu memaksa diri.

Mungkin anggap saja karena ingin banyak ditonton, maka judul video sengaja dibuat bombastis, dan membuat calon penonton pengin melihat apa sih isinya.

Ternyata, oh ternyata judul lebih banyak menipu, sedangkan isinya tidak berbanding lurus dengan judulnya.

Beda dengan video tentang budaya. Cukup adem dan ketika membukanya bikin terharu dan sekaligus prihatin.

Sudah banyak tayangan tentang gamelan yang menjadi magnet bagi orang asing untuk mempelajarinya.

Bebunyian gamelan dengan akord, serta titi nada yang beda dengan kebanyakan partitur musik lainnya yang ada di dunia ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com