Ternyata gamelan meskipun kelihatan sederhana, jauh lebih rumit memainkannya tanpa diikuti rasa dan keinginan kuat untuk mencoba memainkannya serta keinginan bekerja sama.
Banyak jenis tetabuhan gamelan yang bunyinya hampir mirip, namun fungsi serta titi nadanya berbeda.
Masing-masing saling mengisi, saling memberi kekuatan dan membuat suara yang terdengar di telinga sangat indah dan merdu.
Siapa yang menciptakan gamelan? Untuk apa gamelan diciptakan. Sekadar hiburan atau hanya sebuah kegiatan tanpa makna?
Gamelan menurut sejarahnya diciptakan sekitar tahun 326 Saka (404 Masehi). Tetabuhan gamelan di temukan di relief Candi Borobudur.
Pada perkembangan selanjutnya gamelan yang berarti memukul atau menabuh dengan kata dasar (ng)gamel .
Secara keseluruhan gamelan berarti seperangkat alat musik yang dimainkan dengan cara ditabuh atau dipukul.
Kendang, bonang barung, bonang penerus, Slentem, Gender, ketuk kenong, Saron, saron peking, demung, gambang, gong adalah nama gamelan yang biasa dimainkan.
Masing-masing alat punya keistimewaan sendiri. Bonang barung dan bonang penerus biasa dimainkan untuk saling mengisi.
Istilahnya “imbal”, yaitu saling bergantian dan saling mengisi sehingga menciptakan harmoni suara yang mentakjubkan.
Ada beberapa rumus imbal yang harus dipelajari. Demikian juga dengan saron yang sering dipukul bergantian saling mengisi atau kejar mengejar dengan titi nada yang diciptakan untuk memperoleh harmoni saling mengisi, saling memberi sentuhan nada yang indah.
Demikian juga dengan alat yang lain yang mempunyai fungsi masing-masing.
Banyak filosofi terkait dengan gamelan yang bisa ditiru dalam relasi dengan antarmanusia. Apalagi diterapkan pada tata kehidupan bernegara.
Yang bisa dipahami dari gamelan adalah jika hanya satu gamelan yang dipukul tetap berbunyi indah kalau dipukul dengan menggunakan titi nada yang jelas dan pas.
Namun jauh lebih indah jika gamelan dimainkan bersama dengan memaksimalkan kelebihan masing-masing alatnya.