Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta dan Dugaan Penyebab Sungai Cimeta Berubah Warna Merah

Kompas.com - 31/05/2022, 19:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

Sampel air sungai dites di laboratorium

Demi memastikan bahaya limbah tersebut, Satgas Citarum Harum mengambil sampel air sungai dan serbuk tinta yang tercececer untuk dibawa ke laboratorium dan dilakukan pengecekan.

"Bahan ini (serbuk tinta) yang ada di tanah nanti kami cek untuk pengecekan Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biologycal Oxygen Demand (BOD)," kata Kholid.

Berdasarkan hasil pengecekan sementara diketahui pH air yang berwarna merah itu masih di ambang batas normal, yakni pH di angka 6.

Namun, terkait kepekatan warna sungai, Kholid harus menunggu hasil pengecekan COD dan BOD.

Karena hasil laboratorium yang belum diketahui, maka dampak apa yang akan terjadi akibat air berwarna merah itu belum bisa diketahui.

"Bisa saja(hasil) COD BOD-nya tinggi, kalau tinggi bisa merusak ekosistem yang ada di air," tutup Kholid.

Baca juga: Unggahan Viral Anak Sungai Citarum Berwarna Merah, Ini Penyebabnya

Pelaku terancam hukuman pidana

Pelaku yang terbukti melakukan pembuangan limbah ke sungai dan mengakibatkan pencemaran, terancam hukuman pidana.

Adanya ancaman sanksi pidana itu ditegaskan oleh Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) KBB, Adi Setyowibowo.

"Pelaku bisa kena pidana. Dia melanggar dua pasal UU No 11 2020 tentang Cipta Kerja dan UU nomor 32 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," ujar Adi, Senin (30/5/2022).

Sementara ini, pelaku diduga merupakan perseorangan dan bukan dari sektor industri atau pabrik.

Alasannya, di sepanjang bantaran Sungai Cimeta tidak terdapat pabrik yang menggunakan zat pewarna.

"Dugaannya baru ada yang sengaja membuang limbah. Cuma kita belum tahu pelakunya siapa," ujar Adi.

Dugaan sementara, limbah yang dibuang ke sungai Cimeta itu merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Namun, untuk memastikannya DLH harus melakukan uji laboratorium terlebih dahulu.

"Kita sinyalir limbah ini B3. Ini sampel kita bawa dan kirim ke Laboratorium Lingkungan Hidup yang punya Kementerian di Serpong, nanti kita tunggu 3 bulan baru ada hasil, karena prosesnya memang lama," jelasnya.

 

(Sumber: Kompas.com/Bagus Puji Panutan | Editor: Khairina, Gloria Setyvani Putri, Reni Susanti)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com