Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2022, 15:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badai meteor akan terjadi dan bisa disaksikan mulai petang ini, Selasa (31/5/2022).

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang mengungkapkan bahwa badai meteor itu merupakan bagian dari hujan meteor Tau Herculid.

"Sebenarnya, hujan meteor Tau Herculid sudah aktif sejak 1930, pertama kali teramati dari Observatorium Kwasan di Kyoto. Tanggal aktifnya 19 Mei hingga 19 Juni dengan puncak hujan meteor terjadi pada 9 Juni," kata Andi pada Kompas.com, Selasa (31/5/2022).

Lanjutnya, induk/sumber dari hujan meteor Tau Herculid berasal dari Komet Schwassmann-Wachmann 3.

"Yang tanggal 31 Mei itu adalah 'outburst' atau badai meteor yang muncul dari pecahan induknya," ungkap Andi.

Baca juga: Fenomena Perigee Disebut Jadi Penyebab Banjir Rob Pesisir Jateng, Apa Itu?

Kapan badai meteor langka terjadi?

Andi menjelaskan, badai meteor akan terjadi pada 31 Mei pukul 4-5 Universal Time (11-12 WIB).

Di Indonesia, titik radian (titik kemunculan meteor) sudah terbenam, baru dapat disaksikan di Indonesia petang nanti setelah magrib, sekitar pukul 18.30 waktu setempat (sesuai lokasi pengamatan masing-masing) dari arah timur laut.

"Berkulminasi di arah utara pukul 22.30 waktu setempat (sesuai lokasi pengamatan masing-masing) dan terbenam di arah barat laut saat subuh, sekitar pukul 4.30 waktu setempat (sesuai lokasi pengamatan masing-masing)," imbuh Andi.

Sementara itu di Amerika Serikat, saat ini memang dapat menyaksikan pecahan komet induk hujan meteor Tau Herculid, karena di pantai barat Amerika sudah menunjukkan pukul 00.00 di New York atau 20.00 di Los Angeles.

Andi juga menjelaskan, karena baru bisa disaksikan mulai malam ini, badai meteor yang terlihat mungkin tidak sebanyak di Amerika.

"Masih ada sisa-sisanya, tidak sebanyak saat diamati di Amerika saat ini," ujar Andi.

Baca juga: Fenomena Bulan Hitam Bakal Terjadi Malam Ini, Apa Itu dan Dampaknya ke Bumi?

Hujan meteor Tau Herculid

Hujan meteor Tau Herculid terjadi setiap tahun. Sementara itu, outburst atau badai meteor ini hanya terjadi sewaktu-waktu (non periodik).

Dia mengatakan, badai meteor ini bisa dilihat bagi yang beruntung, karena kejadian ini langka.

"Iya, soalnya memang langka dan tempo-tempo," ungkap Andi.

Terkait tips menyaksikan badai meteor ini menurut Andi sama seperti mengamati hujan meteor pada umumnya.

"Pastikan cuaca cerah, bebas dari penghalang, bebas dari polusi cahaya,"

Selain itu, dia mengatakan tidak perlu menggunakan teropong agar medan pandangnya bisa lebih luas.

Jika ingin merekam dalam bentuk video, maka bisa gunakan allsky camera yang medan pandangnya 360 derajat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sudah Memasuki Tahap Kalibrasi, Kapan Bandara Dhoho Kediri Akan Beroperasi?

Sudah Memasuki Tahap Kalibrasi, Kapan Bandara Dhoho Kediri Akan Beroperasi?

Tren
Saat Ribuan Ton Ikan Sarden Mati dan Terdampar di Pantai Jepang...

Saat Ribuan Ton Ikan Sarden Mati dan Terdampar di Pantai Jepang...

Tren
Pendaftaran Petugas KPPS Pemilu 2024 Dibuka, Berikut Tugas dan Besaran Gajinya

Pendaftaran Petugas KPPS Pemilu 2024 Dibuka, Berikut Tugas dan Besaran Gajinya

Tren
Harbolnas 12.12: Ini 8 Daftar Produk yang Tawarkan Promo Spesial

Harbolnas 12.12: Ini 8 Daftar Produk yang Tawarkan Promo Spesial

Tren
Cara Ikut Lelang Barang Gratifikasi KPK 13 Desember 2023, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, dan PS 5

Cara Ikut Lelang Barang Gratifikasi KPK 13 Desember 2023, Ada Album BTS, Sepeda Listrik, dan PS 5

Tren
Penjelasan KAI soal Foto Pramugari KA Wisata yang Beri Layanan Bermain Bersama Anak-anak

Penjelasan KAI soal Foto Pramugari KA Wisata yang Beri Layanan Bermain Bersama Anak-anak

Tren
Semua Meteran Listrik Konvensional Akan Diganti Jadi Smart Meter AMI, PLN Pastikan Gratis

Semua Meteran Listrik Konvensional Akan Diganti Jadi Smart Meter AMI, PLN Pastikan Gratis

Tren
Penipuan Quishing Bisa Kuras Rekening Pakai QR Code, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Penipuan Quishing Bisa Kuras Rekening Pakai QR Code, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Tren
Cara Ampuh Usir Tikus Pakai Bawang Putih, Kapur Barus, Soda, dan Cabai

Cara Ampuh Usir Tikus Pakai Bawang Putih, Kapur Barus, Soda, dan Cabai

Tren
Ada 28 Persen Warga Belum Menentukan Pilihan, Akankah Debat Capres-Cawapres Jadi Penentu?

Ada 28 Persen Warga Belum Menentukan Pilihan, Akankah Debat Capres-Cawapres Jadi Penentu?

Tren
Kerap Dianggap Tanaman Liar, Putri Malu Dijual Rp 150.000 di Swiss

Kerap Dianggap Tanaman Liar, Putri Malu Dijual Rp 150.000 di Swiss

Tren
Menggerus 'Trias Politica'

Menggerus "Trias Politica"

Tren
Sejumlah Wilayah Alami Penurunan Curah Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Sejumlah Wilayah Alami Penurunan Curah Hujan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Efek Mengonsumsi Kol Goreng bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Efek Mengonsumsi Kol Goreng bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

Tren
Cara Mengganti Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Cara Mengganti Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com